Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menjajal menaiki kereta Lintas Rel Terpadu atau Light Rail Transit (LRT) dari Stasiun Harjamukti, Cibubur, Depok, ke Stasiun Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, Senin.

Presiden Joko Widodo 

Presiden Jokowi setelah menaiki kereta LRT di Stasiun LRT TMII, mengatakan kereta buatan dalam negeri itu sangat cepat dan mampu melaju tanpa masinis.
 
“Mencoba LRT dari Stasiun Harjamukti ke Stasiun Taman Mini ini sepanjang sembilan kilometer dan ditempuh dalam waktu 12 menit,” kata Jokowi.

Jokowi merasa bangga karena BUMN PT INKA Persero dapat membuat kereta LRT dengan kapasitas 420 penumpang dan memiliki sistem canggih yang mampu beroperasi tanpa masinis.

Presiden berharap proyek kereta LRT dari Cibubur yang melintasi TMII dapat segera beroperasi pada Juni atau Juli 2023 sehingga bersamaan dengan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.

“Masih, ini kan baru selesai 87 persen, memang baru 87 persen. Masih depo-nya yang harus diselesaikan dan hal kecil-kecil yang berkaitan dengan sinkronisasi sistem, yang tadi saya lihat juga,” kata dia.

Jalur LRT yang melintasi Cibubur dan TMII diketahui adalah jalur LRT Lintas Cibubur.

Presiden Jokowi memberikan evaluasi bahwa proyek LRT di DKI Jakarta dan sejumlah kota penyangga ini sudah nyaman, cepat, dan tidak berisik.

“Saya kira pas belokan saja tadi ada bunyi kecil sekali,” kata dia.

Sementara itu Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) menilai tepat keputusan Pemprov DKI Jakarta untuk melanjutkan proyek kereta ringan (Light Rail Transit/LRT) trase Velodrome-Manggarai dibanding Kelapa Gading-Jakarta International Stadium (JIS).
 
Hal itu karena kata Ketua DTKJ Haris Muhammadun, di Jakarta, Rabu, Jakarta dihadapkan pada dua pilihan filosofis yakni mengangkut untuk melayani kebutuhan (transport to service demand), atau mengangkut untuk mempromosikan (transport to promote). 
 
"Jika ditanya mana yang lebih penting, semua penting dan tergantung kapan serta dimana dilaksanakan. Tapi jika prioritas saat ini adalah bagaimana kontribusi angkutan umum di DKI Jakarta ini bisa mencapai ideal yaitu 60 persen, maka 'transport to service demand' lebih tepat," kata Haris. 
 
Lebih lanjut, dia menilai dengan LRT Jakarta yang melanjutkan trase rencana awal Velodrome-Manggarai, artinya Pemprov DKI Jakarta yang dipimpin Penjabat (Pj) Gubernur Heru Budi Hartono menggunakan pendekatan "transport to service demand".
 
Haris menilai proyek LRT Jakarta trase Velodrome-Manggarai lebih mendesak ketimbang Kelapa Gading-JIS karena kebutuhan transportasi dari dan ke Manggarai akan lebih besar mengingat di sana akan ada stasiun yang menjadi pusat kereta antar kota dan kereta perkotaan.
"Di Manggarai akan jadi pusat pergantian moda jarak jauh dan perkotaan. Nah keberadaan trase LRT Jakarta ini, akan mendukung permintaan tersebut menuju ke wilayah Jakarta lainnya, termasuk berpotensi untuk diteruskan ke Dukuh Atas," ucapnya.
 
Adapun terkait rencana LRT trase dari Kelapa Gading ke JIS, menurut Haris, pimpinan daerah pada saat itu yakni mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menitikberatkan pada aspek pendekatan "transport to promote" atau mengangkut untuk mempromosikan transportasi umum dan wilayah yang dilaluinya.
 
"LRT tersebut juga untuk mempromosikan kawasan Jakarta Utara dan sekitarnya, terutama dukungan untuk JIS itu sendiri," katanya.
 
Didukung PMD
Sebelumnya, proyek LRT Velodrome-Manggarai ini seiring pemberian persetujuan Penyertaan Modal Daerah (PMD) sekitar Rp900 miliar lebih ke PT Jakarta Propertindo (Jakpro) dalam APBD 2023.

PMD Jakpro sekitar Rp900 miliar lebih itu, merupakan hasil rasionalisasi pembahasan RAPBD dari usulan awal sekitar Rp577 miliar, yang membuat adanya peningkatan sekitar Rp400 miliar.

Peningkatan uang PMD tersebut, diberikan dengan harapan proyek pengolahan sampah Intermediate Treatment Facility (ITF) Sunter yang tak kunjung terealisasi bisa mulai diwujudkan, serta untuk melanjutkan proyek LRT Jakarta dengan trase yang lebih panjang.

"Tadinya, LRT Jakarta ini akan dikembangkan ke Jakarta International Stadium (JIS). Terus sekarang trasenya berubah dari Vellodrome ke Manggarai, sesuai trase lama. Jadi, melanjutkan dari Rawamangun ke Manggarai sehingga trasenya lebih panjang," kata anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono, Selasa (29/11).(Ant)