Diki S.pd, Guru SD dengan status Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kontrak (PPPK), sukses terpilih sebagai Ketua PGRI Cabang Tempuran saat Konferensi Cabang (Konfercab) 28 Desember 2022 lalu. Operator sekolah yang namanya cukup beken di kalangan guru dan kepala sekolah berstatus PNS se Kecamatan Tempuran ini, berhasil mendapat amanah dan kepercayaan para guru di semua satuan pendidikan untuk memimpin organisasi profesi sekaliber PGRI tingkat Kecamatan yang sebelumnya di warnai dinamika dan banjir kontroversi karena statusnya. 

Namun, demokrasi di internal konfercab telah tuntas dan pagelaran Serah Terima Jabatan (Sertijab) Kepengurusan juga berjalan bersama Ketua Demisioner Suganda S.pd pada Selasa (10/1/2023) kemarin. 
Foto : Diki S.pd, Ketua PGRI Cabang Kecamatan Tempuran 2022-2027

Lalu, jelang Rapat Kerja (Raker) Pengurus baru yang akan di gawangi 21 orang guru dalam priode 2022-2027 ini, apa saja misi pria asal Desa Lemahkarya untuk memajukan dan memperjuangkan kepentingan ratusan guru di 14 Desa se Kecamatan Tempuran ? 

Kepada Pelitakarawang.com, Rabu (11/1/2023), Diki mengatakan, apa yang menjadi visi misinya sudah tertuang saat pencalonannya di F1 pagelaran Konfercab. Namun, dirinya ingin menyatakan bahwa paska pelaksanaan konfercab dan Sertijab, pihaknya berupaya kembali merangkul semua latar belakang guru di semua satuan pendidikan untuk bersama-sama menjaga kekompakan dan koordinasi satu dengan lainnya. Karena, selama kepemimpinannya di PGRI, dirinya ingin lahirkan guru-guru, kepsek dan siswa yang berprestasi baik bidang olahraga, seni, maupun akademik dengan upaya memperbanyak kompetensi lewat PPG, penguatan program sekolah dan guru penggerak hingga prestasi karir yang lahir di Tempuran. 

"Kita ingin jaga kebersamaan dan kekompakan, karena PGRI Tempuran nanti kita harap bisa lahirkan lebih banyak guru-guru berprestasi dan dapat membantu program-program pemerintah, baik di Koorwilcambidik, Dinas maupun Kementrian sebagaimana tugasnya sebagai seorang pendidik, " Katanya.

Diki yang juga Guru Penggerak ini menambahkan, guru di Tempuran diharapkannya juga bisa terus di perjuangkan kesejahteraannya, baik ASN maupun honorer. Apalagi, dirinya yang sudah Alang melintang sebagai honorer, faham betul harapan dan kepastian status agar mendapat pengakuan oleh negara, baik sebagai PNS maupun PPPK kedepan. 

"Yang diperjuangkan adalah bukan soal kualitas guru kedepan, tetapi juga kesejahteraan para guru, utamanya para honorer yang patut mendapatkan hak-haknya, " Ungkap Diki. 

Lebih jauh, Diki menyebut, dewasa ini sisi sosial para guru cenderung dianggap sepele marwahnya, padahal guru-guru adalah figur yang telah sukses melahirkan para siswa berprestasi dan mengantarkan pada pemahaman ilmunya. Untuk itu, perlindungan para guru, baik di lingkungan sekolah maupun lingkungan keluarganya harus mendapat perhatian khusus. Jangan sampai ada guru di kriminalisasi saat menjalankan tugas dengan baik dan benar sebagai seorang pendidik di sekolahnya. 

"Kita siapkan perlindungan hukum dan hak-hak para guru lebih leluasa, ini penting karena guru harus tetap terjaga marwahnya sebagai seorang pendidik pencerdas kehidupan bangsa yang patut di hormati, " Tandasnya. (Rd)