Adanya keluhan sejumlah petani di Karawang yang tidak bisa transaksi penebusan pupuk bersubsidi di sejumlah Kios dengan Kartu Tani, menuai kritikan. Pasalnya, kebutuhan pupuk dan luas lahan di golongan air 1 dan 2, sedang membutuhkan pupuk untuk pertanaman padi. 

Kabar aktivasi kartu tani yang non aktif di Edc Kios hingga sistem di Himpunan Bank Negara (Himbara) Bank Mandiri, membuat para petani yang namanya sudah masuk dalam e RDKK itu, zonk mendapati pupuk bersubsidi. Lalu, apa hasil Rakor Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Karawang dengan Pihak Kementrian Pertanian dan Bank Mandiri Jumat siang (6/1/2023) ? 
Foto : Ilustrasi

Dikatakan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Asep Hazar kepada pelitakarawang.com, bahwa hasil laporan dari bidang, apabila transaksi tebus pupuk terendala dari Kartu Tani dan sudah dikonfirmasi dengan pihak Bank, tapi saat penggunaannya masih tetap tidak bisa dengan mesin EDC,  maka sebut Asep, penebusan bisa dilakukan secara manual, dan mesin EDC tersebut harus diinformasikan kepada pihak Bank Mandiri untuk di Upgrade. 

"Jadi kalau mesin EDC tidak aktif sementara setelah konfirmasi dari pihak bank juga masih belum aktif, maka penebusan sementara bisa secara manual, dan mesin Edc tersebut harus di informasikan kepada pihak bank mandiri untuk di Upgrade dulu, " Ungkapnya. 

Sebelumnya dikabarkan, beli pupuk bersubsidi, harus menyertakan Kartu Tani mulai tahun ini. Aturan saklek itu, justru berbanding dengan pelayanan untuk mendapati pupuk bagi petani, menyusul aktivasi kartu yang tak kunjung aktif, baik di Mesin EDC Kios maupun Himpunan Bank Negara (Himbara) Bank Mandiri, membuat petani justru tidak bisa bertransaksi normal, sementara musim tanam sudah di mulai di golongan air 1 dan 2 lantaran pertanaman tengah butuh-butuhnya pupuk. 

"Saya datang ke Kios mau beli pupuk subsidi, eh waktu gesek di mesin EDc katanya belum aktif dan di arahkan supaya di aktifkan kartunya ke Bank Mandiri, kemudian saya ke Bank Mandiri di aktivasi katanya sudah ready dan aktif. Namun, saat kembali ke kios dan di cek lagi ke mesin Edc, justru tidak aktif lagi katanya. Wal hasil, pupuk gak bisa di tebus dan kita pulang gak dapati pupuk sama sekali, karena transaksi tidak berhasil. Ini bagaimana ? Kok malah sulit begini, " Kata Petani Pulojaya Kecamatan Lemahabang, Atam, Jumat (6/1/2022).

Senada di ungkapkan ketua Gapoktan Muncul Jaya Desa Pulojaya, Abdul Mahmud. Golongan air 1 dan 2, sudah pengolahan dan tanam, bahkan sedang butuh-butuhnya pupuk untuk pertanaman. Namun, aturan pemberlakuan penggunaan kartu tani saklek tahun ini, nampaknya tidak di persiapkan matang oleh pemerintah maupun Himbara (Bank), pasalnya, banyak petani justru gagal transaksi pupuk bersubsidi gegara kartu dianggap tidak aktif, baik di mesjid EDc Kios maupun Bank. 

"Mohon segera jadi perhatian, kita sedang butuh pupuk. Beli saja jadi susah begini, semua aturan e RDKK sudah dipatuhi berapa kebutuhannya sesuai luas lahan, tapi kenapa jadi gak bisa transaksi begini, " Katanya. (Rd)