Permainan lato-lato semakin digemari di tengah masyarakat. Tak hanya anak-anak, orang dewasa pun tak jarang menjajal kemampuannya bermain lato-lato. Namun demikian, para guru menilai demam lato-lato bisa berpotensi negatif jika sampai terbawa ke sekolah.
Foto : Mainan dan Makanan Anak-Anak yang menyita Perhatian Orang tua akhir-akhir ini


Pasalnya, suara bising yang dihasilkan lato-lato bisa mengganggu proses pembelajaran dan membuat anak didik tak fokus.

Tak hanya itu, Jajanan Chiki berasap nitrogen atau chiki ngebul yang beredar di Jawa Barat termasuk Karawang, sudah menjadi perhatian khusus Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, karena sudah masuk kategori Kejadian Luar Biasa (KLB) kedaruratan medis dalam penggunaan nitrogen cair yang mengancam kesehatan anak-anak.

Melalui Surat Dirjen Pelayanan Kesehatan Kementrian Kesehatan Nomor SR.01.07/1115/67/2023 tertanggal 3 Januari, Kemenkes meminta semua Dinas Kesehatan Provinsi, Kabupaten Kota, RSUD dan Puskesmas untuk memberikan laporan medis kedaruratan penggunaan nitrogen cair dari pangan Chiki ngebul. 
Foto : Mainan dan Makanan Anak-Anak yang menyita Perhatian Orang tua akhir-akhir ini

Disisi lain, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat melalui Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dr Ryan 
Bayi Santika Rustandi menjelaskan, sudah 28 anak di wilyah Tasikmalaya dan Bekasi mengalami keracunan Chiki ngebul sampai akhir tahun 2022 lalu. 

"Yang makan cikbul 24 orang di Tasikmalaya, 7 diantaranya bergejala 16 tanpa gejala dan 1 anak di rujuk ke RS SMC, kemudian di Bekasi yang makan cikbul 4 orang yang bergejala 1 orang dan 3 tidak bergejala. Cikbul ini mengandung nitrogen cair yang merupakan bahan kimia yang tidak boleh di gunakan atau di campur dengan makanan , " Katanya.


Sementara itu, soal Lato-lato, Guru SDN Karawang Kulon III, Eka Fanovita menuturkan keresahannya perihal demam lato-lato sampai ke sekolah.
Apalagi jika lato-lato dimainkan secara bersamaan amat mengacaukan konsentrasi belajar anak.

Hal itu tercermin saat para siswa banyak yang membawa lato-lato ke sekolahnya pada Senin (9/1) kemarin.
"Itu bisa mengganggu proses pembelajaran dan membahayakan juga kalau terlempar," katanya, Selasa (10/1).

Pihak sekolah pun, tutur Eka, akhirnya mengimbau para wali murid agar melarang anaknya membawa mainan lato-lato ke sekolah.

"Alhamdulillah setelah dihimbau dari kemarin dan lewat grup WhatsApp ke wali murid, hari ini tidak ada yang membawa mainan tersebut," jelas Eka.

Kepala SDN Cibalongsari 3 Klari, Lela Nurlaela menegaskan pihaknya melakukan pendekatan persuasif kepada anak yang kedapatan membawa lato-lato ke sekolah.
"Kemarin juga ada yang bawa, langsung kita arahkan agar jangan bermain lato-lato di sekolah," ujarnya.

"Kita edukasi, selain nantinya bisa menganggu proses pembelajaran, juga kita tekankan potensi bahayanya. Kalau ada kejadian yang tak diharapkan, kan pihak sekolah juga yang harus bertanggung jawab," papar Lela. (Rd)