Dinas Kesehatan Karawang mendorong pemerintah desa lebih maksimal dalam pencegahan stunting di Kabupaten Karawang.
Foto : Ilustrasi


Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Karawang, dr Nurmala Hasamah mengatakan, desa punya peran penting dalam menurunkan angka stunting.

Baginya, pemerintah desa merupakan ujung tombak program stunting karena lebih mengetahui kondisi masyarakat grass root.

"Desa sangat berperan sekali karena yang lebih tau kondisi masyarakat dan yang bersinggungan. Desa memang sasaran utama kami supaya di desa lebih memahami apa yang menjadi masalah terutama berkaitan dengan kesehatan," kata Nurmala, Jumat (2/2).

Dalam pencegahan stunting, pihaknya meminta desa tidak hanya fokus pada pemberian makanan tambahan (PMT), melainkan juga memaksimalkan penggunaaan dana desa untuk menangani stunting.

"Untuk penganggaran dana desa sendiri bukan hanya pada pemberian PMT saja, bisa penyuluhan dan pelatihan," ujarnya.

Nurmala menambahkan, sejauh ini intervensi angka stunting di Karawang terbilang sukses.

Berdasarkan data hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) yang dirilis Kementerian Kesehatan, prevalensi stunting di Kabupaten Karawang mengalami penurunan pada tahun 2022 menjadi 14 persen, di mana di tahun sebelumnya mencapai 20,6 persen.

"Sudah mulai terlihatkan hasilnya dari data SSGI tahun 2021 20,6 persen, sekarang 2022 turun menjadi 14 persen. Sudah kelihatan membaik," katanya.

Sebelumnya, Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana menegaskan, program penurunan stunting merupakan salah satu prioritas Pemerintah Kabupaten Karawang.

Terlebih Presiden Jokowi selalu menegaskan dalam berbagai kesempatan agar pemerintah daerah fokus melakukan percepatan penanganan stunting.

"Bismillah, target lima persen di tahun 2023 akan terjadi penurunan kembali stunting di Kabupaten Karawang,” harapnya. (Rd)