Update terbaru kondisi di Turki dikabarkan semakin chaos dan tidak terkendali.

Dilansir dari BBC, korban meninggal akibat gempa Turki dan Suriah bertambah menjadi 28.000 orang per tanggal 12 Februari 2023 pagi WIB.

Walikota Istanbul Ekrem Imamoglu mengatakan dalam sebuah wawancara baru-baru ini bahwa ada sekitar 90.000 bangunan yang sangat rentan terhadap gempa bumi di megalopolis dengan populasi sekitar 20 juta orang.

Namun kekacuan tidak hanya berpusat pada korban gempa. Kondisi sosial di negara tersebut juga dikabarkan semakin tidak terkendali.

Dilansir dari Al Arabiya, pihak berwenang Turki telah menangkap 48 orang karena penjarahan setelah gempa kuat melanda Turki.

Para tersangka ditahan di delapan provinsi berbeda sebagai bagian dari penyelidikan penjarahan setelah gempa berkekuatan 7,8 skala Richter melanda wilayah itu pada Senin lalu.

Jaksa di Turki saat ini punya kewenangan untuk menahan orang karena kejahatan penjarahan sebagai bagian dari perpanjangan kekuasaan di bawah keadaan darurat.

Selain penjarahan, beberapa kelompok di Turki juga terlibat bentrok. Bentrokan yang terjadi membuat sejumlah tim bantuan ketakutan.

Imbasnya, tim bantuan yang sempat dikirim oleh Jerman dan Austria ditarik kembali ke negara masing-masing karena masalah bentrok antar kelompok yang terjadi.

Laporan menyebut jika 82 tentara dari Unit Penanggulangan Bencana Pasukan Austria berlindung di provinsi Hatay selatan di sebuah base camp dengan organisasi internasional lainnya menunggu instruksi.

Mereka tiba di Hatay pada hari Selasa dengan membawa 45 ton peralatan dan berhasil menyelamatkan sembilan orang dari puing-puing.

Akan tetapi, tim bantuan dari Austria tersebut kemudian pulang pada hari Kamis karena alasan keamanan.

Keputusan serupa untuk menghentikan operasi penyelamatan diambil di Jerman oleh Badan Federal untuk Bantuan Teknis (TSW) dan sebuah LSM yang mengkhususkan diri dalam membantu korban bencana alam, ISAR Jerman, menurut juru bicara LSM.(*)

Sumber: Bisnis