Tim Respons Cepat Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yakni Jabar Quick Response (JQR) mengirimkan tim ke lokasi banjir di Bekasi, Kabupaten Subang, dan Kabupaten Karawang.

Foto ilustrasi banjir di Karawang

"Ada 16 orang dibagi tiga tim dari JQR yang dikirim ke tiga daerah yang terkena banjir untuk melakukan assessment, kemudian mengirimkan bantuan logistik seperti sembako, peralatan sehari-hari, dan keperluan anak-anak," kata Koordinator Disaster Unit Jabar Quick Response (JQR) Syehabudin, di Bandung, Senin.

Syehabudin menuturkan, hingga saat ini JQR terus melakukan pemantauan bencana banjir di Bekasi, Subang, dan Karawang.

Selain itu, JQR juga bekerja sama dengan beberapa pihak, termasuk relawan yang ada di ketiga daerah tersebut.  

Menurut Syehabudin, keperluan dasar para pengungsi cukup terpenuhi, mulai dari kebutuhan pokok sehari-hari hingga pelayanan kesehatan.

"Alhamdulillah, banjir yang melanda tiga daerah tersebut kini sudah berangsur surut. Masyarakat di sana sekarang sedang membersihkan kotoran sisa genangan," tuturnya.

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat terus berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Bekasi untuk memantau keadaan dan kebutuhan dasar warga terdampak banjir di pengungsian.

Pranata Hubungan Masyarakat BPBD Jabar Hadi Rahmat Hardjasasmita menuturkan, BPBD Jabar sendiri sudah mengirim bantuan logistik sejak kejadian bencana banjir di Kabupaten Bekasi, Karawang dan Subang, serta tetap berkoordinasi dengan BPBD setempat.  

Foto ilustrasi : sekolah terendam akibat banjir

"Kita terus berkoordinasi dengan BPBD setempat untuk memantau perkembangan di sana, terutama untuk memantau kebutuhan dasar para korban yang masih di pengungsian, seperti kebutuhan pangan, air bersih dan layanan kesehatan," kata Hadi.  

Hadi melaporkan, banjir yang melanda Kabupaten Bekasi dalam dua pekan terakhir kini sudah mulai surut.  

Dari 17 kecamatan yang tergenang, tujuh di antaranya sudah surut total. Sedangkan sepuluh kecamatan lain masih tergenang dengan ketinggian air yang berbeda-beda.

"Alhamdulillah sudah surut total di tujuh kecamatan, sepuluh kecamatan lagi masih tergenang dengan ketinggian bervariasi, maksimalnya 70 sentimeter," ucapnya. 

Selain itu, Hadi mengatakan bahwa BPBD Jabar sudah berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk melakukan modifikasi cuaca.

"Pak Sekda sudah berkirim surat ke BNPB, meminta agar dilakukan modifikasi cuaca untuk mengurangi intensitas hujan. BNPB juga melibatkan BRIN untuk itu, dan sejak tanggal 1 hingga 14 Maret modifikasi cuaca dilakukan. Alhamdulillah intensitas hujannya berkurang," kata Hadi.

Hadi juga tetap mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada dan siaga menghadapi cuaca ekstrem, terutama hujan dan angin puting beliung yang bisa mengakibatkan bencana hidrometeorolog.

Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat mencatat ada 28 kecamatan yang terdampak banjir di Kabupaten Karawang dan Kabupaten Subang.

Pranata Humas BPBD Jawa Barat Hadi Rahmat mengatakan banjir di Karawang dan Subang itu akibat intensitas hujan yang tinggi hingga menyebabkan air di kawasan hilir Sungai Citarum meluap.

"BPBD Jawa Barat berkoordinasi dengan BPBD setempat dan juga melakukan evakuasi kepada warga," kata Hadi di Bandung, Jawa Barat, Jumat.

Hadi mengatakan, banjir di Karawang tercatat mulai terjadi pada Jumat (24/2), sedangkan banjir di Subang tercatat mulai terjadi pada Senin (27/2). Adapun hingga Jumat ini banjir masih terjadi di puluhan wilayah tersebut.

Dia menjelaskan dari 28 kecamatan yang dilanda banjir di dua kecamatan itu, tiga kecamatan di antaranya sudah surut yakni di Kecamatan Purwasari (Karawang), serta Kecamatan Pabuaran, dan Pamanukan (Subang).

Pada Jumat ini, ia mencatat banjir yang cukup parah masih terjadi di sejumlah kecamatan di wilayah Karawang, di antaranya Kecamatan Karawang Barat, Telukjambe Barat, Cikampek, dan Kotabaru. Beberapa area di sejumlah kecamatan itu mengalami banjir hingga ketinggian lebih dari 100 centimeter.

Adapun di Karawang, ia mencatat asa sebanyak 19.813 unit rumah serta 20 sarana pendidikan dan 34 tempat ibadah yang terkena banjir. Akibatnya, kata dia, sebanyak 97 ribu jiwa lebih terdampak banjir tersebut.

Lalu di Subang, menurutnya tercatat 8.932 unit rumah yang terendam banjir. Akibatnya, dia mengatakan ada sebanyak 20 ribu warga yang terdampak banjir di Kabupaten Subang.

Untuk itu, ia mengatakan pihaknya pun telah berkoordinasi dengan Dinas Sosial setempat guna segera memberi bantuan terhadap warga yang terdampak banjir.

"Kami juga terus mendata wilayah banjir dan melakukan pemetaan untuk lokasi pengungsian," kata Hadi.(Ant)