Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jawa Barat merangkul organisasi-organisasi dari kalangan generasi milenial atau Gen Z, sebagai upaya jemput bola untuk meningkatkan keikutsertaan pemilih muda pada Pemilu Tahun 2024.

Foto ilustrasi


"Ya kami merangkul (organisasi Gen Z). Seperti dengan Forum Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) Jawa Barat," Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, dan Partisipasi Masyarakat KPU Jawa Barat, Reza Alwan Sovnidar,


Forum OSIS Jawa Barat, kata Reza, pada akhir tahun lalu melakukan audiensi ke KPU Jawa Barat, terkait dengan sosialisasi Pemilu 2024 bagi pemilih pemula.


"Jadi mereka audiensi dengan kami, lalu KPU menggandeng forum OSIS, terutama di kabupaten/kota. Jadi kami mengarahkan ke KPU tingkat kabupaten/kota untuk menggandeng forum OSIS jika ada kegiatan yang berkaitan dengan sosialisasi ke generasi muda," kata Reza.


Dia mengatakan pada prinsipnya KPU Jawa Barat dan KPU tingkat kabupaten kota menjalankan arahan dari KPU RI terkait sosialisasi bagi pemilih pemula Pemilu Tahun 2024, yakni generasi muda menjadi komponen prioritas untuk yang disasar oleh KPU.

"Jadi arahannya by desain dari KPU RI. Tapi kami di lapangan mencoba semaksimal mungkin dengan kebijakan di KPU RI terkait dengan kondisi pemilih muda yang tadi kualifikasi disebut Gen Z," kata dia.


Dia menjelaskan programnya sosialisasi Pemilu 2024 kepada pemilih pemula pada prinsipnya melaksanakan kegiatan sosialisasi tatap muka atau sosialisasi di ranah media sosial oleh KPU, baik di tingkat provinsi atau kabupaten/kota.

"Seperti kami datang ke sekolah atau kami hadir menjadi narsum di sekolah atau kampus. Tapi memang jenis kegiatannya belum gebyar, belum ada program khusus. Kalau di Pemilu 2019 ada program yang namanya KPU 'goes' to kampus atau KPU 'goes to scholl'," kata dia.

Sosialisasi ke pemilih pemula, lanjut Reza, juga dioptimalkan oleh jajaran KPU di tingkat kecamatan hingga desa karena tidak semua pemilih pemula berstatus pelajar atau mahasiswa formal.

"Terlebih di pelosok, kita harus memperhatikan adik-adik kita yang memang tidak bersekolah. Itu juga harus kita sasar. Misalnya ada istilah remaja masjid atau pesantren di pelosok yang bukan pesantren. Nah itu kita sentuh melalui jajaran kami yang ada di kecamatan dan desa," kata dia.


Sosialisasi Pemilu 2024 ke pemilih pemula atau generasi muda, menurut Reza, merupakan hal yang luar biasa karena dibutuhkan kreativitas di tengah keterbatasan, khususnya dalam konteks anggaran dan jenis kegiatannya.


"Untuk sosialisasi Pemilu 2024 untuk pemilih pemula ini, kami tidak bisa se-leluasa seperti pilkada, pilgub. Itu kebijakannya di kami, jadi dipersilakan se-kreatif mungkin. Tapi di Pemilu 2024 ini, ini kan nasional, kuasanya ada di pusat, kami di daerah hanya operator," kata dia.(Ant)