Wakil Gubernur Jawa Barat (Wagub Jabar) Uu Ruzhanul Ulum mengatakan data petani di wilayah Jawa Barat harus diperbaiki hingga memiliki data yang akurat, hal tersebut penting dilakukan agar kebijakan pemerintah untuk para petani seperti pemberian pupuk bersubsidi bisa tepat sasaran.


Wakil Gubernur Jawa Barat (Wagub Jabar) Uu Ruzhanul Ulum

"Akurasi data petani sangat penting karena nantinya akan berpengaruh pada pembuatan kebijakan tentang pertanian," kata Wagub Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum, dalam keterangan tertulisnya, Kamis.


Wagub Uu menyatakan pihaknya setuju dengan rencana Presiden Joko Widodo untuk merancang Sensus Pertanian Tahun 2023 agar bisa mendapatkan data petani yang tepat dan akurat.


Dia menuturkan, memang sejumlah daerah, terutama di Jawa Barat, soal data penerima pupuk, terutama subsidi, masih memerlukan perbaikan dan di lapangan, masih banyak petani yang mengeluhkan pupuk langka.


"Namun pada kenyataannya bukan pupuk langka, melainkan data petani yang butuh perbaikan terutama tentang akurasinya. Data akurat penting untuk kebijakan pemerintah," ucapnya.


Terlebih di Jawa Barat yang merupakan salah daerah lumbung padi secara nasional.


Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2018, jumlah petani di Jawa Barat mencapai 3.250.825 orang.


Sementara luas sawahnya mencapai 928.218 hektare berdasarkan Keputusan Menteri Agraria dan Tata Ruang dengan nomor Kepmen: ATR/KBPN No 686/2019.


Wagub mengatakan, dengan jumlah petani yang banyak dan lahan yang luas di Jawa Barat, maka sebuah keputusan untuk pertanian sangat penting.


Salah satu hal yang paling menentukan dalam sebuah keputusan kebijakan itu adalah akurasi data pertanian sehingga pihaknya meminta Dinas Pertanian untuk bekerja sama dengan stakeholder di sektor pertanian.


"Khususnya data petani yang mendapatkan pupuk subsidi. Sebagai salah satu contoh Dinas Pertanian bisa memanfaatkan sistem digital yang sudah dimiliki para distributor," kata Wagub Uu.


Sementara itu, Sekretaris Perusahaan Pupuk Indonesia Wijaya Laksana mengungkapkan bahwa Pupuk Indonesia turut mendukung perbaikan data pertanian dengan digitalisasi, khususnya dalam penebusan pupuk bersubsidi.


Pupuk Indonesia selaku produsen dan penyalur pupuk bersubsidi telah melakukan berbagai upaya dalam mendukung proses distribusi melalui uji coba piloting penggunaan Aplikasi REKAN yang dimulai September 2022 di Provinsi Bali.



Selain itu, Pupuk Indonesia juga bekerja sama dengan Bank Syariah indonesia (BSI) mengujicobakan Kartuntani Digital di Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh sejak bulan Januari 2023.


Menurutnya, kerja sama yang telah ditandatangani ini berdampak positif baik pada proses penyaluran maupun penebusan pupuk.


Aplikasi Rekan dapat dimanfaatkan mitra Kios Pupuk Lengkap (KPL) pada proses penebusan pupuk secara elektronik dari sebelumnya manual.

Sehingga, implementasi aplikasi Rekan turut mendukung perbaikan data serta tata kelola sektor pertanian.


"Pengembangan sistem digitalisasi pertanian ini kita lakukan juga bersama dengan Kementerian Pertanian sehingga mendukung penyaluran pupuk bersubsidi sesuai alokasi pemerintah dan prinsip 6T yaitu, tepat mutu, tepat jumlah, tepat jenis, tepat harga, tepat waktu dan tepat tempat," kata Wijaya.(Ant).