Senin 5 Juni 2023, di peringati sebagai Hari Lingkungan Hidup se Dunia. Kabupaten Karawang yang turut menyumbang sampah puluhan ton sehari, menargetkan pengelolaannya baru mampu 40 persen ditahun 2025, menyusul banyaknya sampah yang masih belum sebanding dengan jumlah pengelolaan yang dilakukan komunitas, relawan hingga pemerintah sampai saat ini. 
Foto : Dinas LHK Karawang Saat Edukasi Pengelolaan Sampah di Desa Pasirjengkol Kecamatan Majalaya


Diakui Subkoor Pengelolaan Sampah Dinas LHK Karawang Agus Dwi Yuniarto, persoalan sampah memang semakin menggila ditengah terbatasnya jumlah armada pengangkut sampah di berbagai lokasi di Karawang. Sampai saat ini, sampah yang baru bisa di kelola baru 32 persen, baik oleh pemerintah dan komunitas seperti Eco Enzyme, Maggot dan lainnya terutama pada sampah organik. Adapun sampah non organik seperti Plastik yang sumbernya dari minyak bumi dengan proses pembuatannya perlu energi, semeptara penguraianmya butuh hampir 50-100 tahun, perlu kerja besar untuk di kelola, terutama kesadaran masyarakatnya.

Lebih dari itu, sampah popok atau Pampers, juga tak kalah menumpuknya karena dianggap tak terurai dan sulit terkendali di lingkungan. 

"Padahal Pampers itu bisa di urai jadi benda daur ulang, tapi itu perlu incenerator, di kita tidak ada alatnya, apalagi dalam jumlah skala besar, " Katanya, Senin (5/6/2023).

Disinggung alasan tidak memanfaatkan perusahaan produsen popok yang mayoritas ada di kawasan industri Karawang, Agus mengaku sejauh ini belum bisa menggedor alokasi CSR ke arah pengadaan alat dan incenerator dari sampah Pampers yang di produksinya itu. 

"Kebanyakan CSR itu ya soal lingkungan, penanaman pohon dan pemberdayaan, gak sampai pada pengadaan alat yang di butuhkan seperti untuk mengurai popok dari perusahaan popok itu sendiri, " Ujarnya.

Penanganan sampah sampai saat ini, kita fokus pada 3R yaitu Reuse, Reduce dan Recycle. Dan berharap, semua stakholder terlibat untuk memenuhi target pengelolaan sampah di tahun 2025 sebanyak 40 persen. Karena, sambung Agus, banyak pengelolaan sampah dan metodenya banyak, sehingga minimal indeks pengelolaan semakin tinggi dari jumlah sampah yang ada selama ini. 

"Caranya ya itu, kita terus dorong edukasi kepada masyarakat, baik oleh Pemkab maupun kelompok yang berkontribusi pengelolaan, walaupun tidak setiap waktu, " Ujarnya. (Rd)