BMKG-KLHK Kerja Sama Kendalikan Karhutla di Sejumlah Daerah
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) berkoordinasi mengendalikan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Sejumlah daerah yang mengalami karhutla yaitu Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan. (15/9/23).
Demikian disampaikan Plt Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan. "Karhutla yang terjadi di sejumlah daerah itu telah menyebabkan kualitas udara yang kurang baik," katanya.
Menurut Ardhasena, karhutla ini terjadi karena perubahan iklim yang cukup parah.
"Barangkali ini dua arah, yaitu kebakaran hutan sebagai dampak dari kekeringan. Itu kan kekeringannya itu termodulasi oleh perubahan iklim," ujar Ardhasena.
Sedangkan kebakaran hutannya, kata dia, akan mengemisi dan meningkatkan efek rumah kaca sehingga mengakibatkan perubahan iklim selanjutnya. "Ini satu proses yang kritikal gitu," ucapnya.
Menurut Ardhasena, peningkatan perubahan iklim terjadi secara gradual. Selain itu, ia menyebut dampak perubahan iklim mengakibatkan kenaikan temperatur di Indonesia.
"Kalau di Indonesia kita lihat memang secara konsisten ada kenaikan temperatur dari tahun ke tahun dari dekade ke dekade. Yakni sebesar 0,1 atau 0,2 per 10 tahun," ucapnya.
Di sisi lain, Ardhasena mengatakan, sepanjang musim kemarau ini, sektor pertanian akan terdampak, terutama lahan pertanian tadah hujan. "Itu karena masih menggunakan sistem pertanian tradisional yang sangat bergantung pada iklim dan curah hujan," katanya.
Selain itu, bencana kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang jika tidak terkendali dapat menimbulkan krisis kabut asap. Yang tidak hanya berdampak terhadap kualitas lingkungan, tetapi juga ekonomi, sosial, hingga kesehatan masyarakat.
"Belum lagi, di musim kemarau, udara akan menjadi lebih kering dan banyak debu. Sehingga juga sangat rentan terhadap penyebaran penyakit," ujarnya.
Ardhasena juga mengingatkan semua pihak untuk menghemat penggunaan air di dalam maupun di luar rumah. Kemarau kering akibat El-Nino dan IOD Positif diperkirakan akan membuat debit air sungai maupun sumber mata air menurun.
Sehingga dapat berdampak pada ketersediaan dan pasokan air bersih. "Gunakan bak penampung guna mengantisipasi kelangkaan air, biasakan matikan kran saat tidak digunakan, atur jadwal menyiram tanaman," kata dia.(**)
