BREAKING NEWS :
Mode Gelap
Artikel teks besar

Pupuk Nitrogen Rugikan Petani, Peneliti Sarankan Diganti Ziolite

Produktivitas tanah di Indonesia semakin mengkhawatirkan karena penggunaan pupuk nitrogen anorganik yang intensif. Lebih dari 14 juta hektare lahan di Indonesia mengalami degradasi tanah, yang mengurangi kesehatan tanah dan produktivitasnya. 

Foto ilustrasi

Penggunaan pupuk nitrogen anorganik menyebabkan kerugian petani mencapai triliunan rupiah per tahun. Hal tersebut disampaikan Guru Besar Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Prof. Ir. Kharisun, PhD.

“Sifat dari pupuk nitrogen buatan mempunyai efisiensi yang rendah. Hal ini karena pupuk nitrogen di dalam tanah sangat mudah hilang melalui penguapan dan tercuci bersama aliran permukaan,” kata Guru Besar Bidang Ilmu Tanah.

“Apabila kehilangan pupuk N tersebut dikonversi ke dalam rupiah, maka kerugian petani mencapai 6,4 triliun per tahun dengan harga subsidi dan dapat mencapai 19,01 triliun per tahun dengan harga pupuk tanpa subsidi,” katanya di Purwokerto, Jawa Tengah, Selasa (19/9/2023).

Selain itu, dampak lingkungan dari pupuk nitrogen yang tidak termanfaatkan di antaranya termasuk pencemaran air dan udara. Untuk mengatasi masalah ini, Prof. Kharisun mengusulkan penggunaan zeolite, setelah melakukan penelitian tentang mineral alami ini.

Menurutnya, zeolite dapat mengikat air dan meningkatkan kelembaban tanah. Ini membuat tanaman menjadi lebih tahan terhadap kekeringan dan penyakit.

Penelitian menunjukkan produk yang mengandung zeolite, seperti N Zeo SR dan N Zeo SR Plus, meningkatkan kualitas tanaman. Produk tanaman yang dihasilkan juga memiliki kandungan gizi lebih tinggi dan kadar gula lebih rendah.

N Zeo SR dan N Zeo SR Plus saat ini telah memiliki paten dan izin edar. Produk ini telah digunakan dalam uji coba di berbagai lahan, termasuk lahan kering dan pasir. Petani juga telah menerima produk ini dengan potongan harga atau gratis.

“Saya memilih mineral zeolite, karena memiliki kemampuan meningkatkan sifat-sifat tanah sehingga dapat mengikat air dan kelembaban tanah menjadi lebih bagus,” kata alumni Fakultas Pertanian Unsoed angkatan 1985 ini.(*)

Posting Komentar