Terdampak El-Nino, Luas Panen di Indramayu Tetap Tinggi
Kabupaten Indramayu didaulat sebagai Lumbung Pangan Nasional sehingga banyak program terkait dengan peningkatkaan produksi padi yang bersumber dari APBN maupun APBD Provinsi dan Kabupaten.
"Salah satu programnya adalah ketersediaan air irigasi dari Bendung Jatigede dari kapasitas 900 ribu meter kubik, sebanyak 90 persen untuk Indramayu," kata Kabid Tanaman Pangan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Indramayu, Imam Mahdi, Sabtu (9/9/2023).
Selain itu didukung juga Bendung Rentang, Cipanas, Salam Darma, serta Bendung Sada Warna. Menurut Imam, ketika air irigasi mencukupi, bagi masyarakat petani Indramayu tetap bisa tanam padi sebanyak tiga kali pertahun.
Namun akibat adanya Modernisasi Irigasi Rentang menyebabkan Musim Tanam (MT 2) mundur, ditambah dengan kondisi kemarau panjang disertai serangan badai El-Nino.
"Tahun 2023 bulan Mei-Juni ada pengeringan akibat adanya proyek rehabilitasi modernisasi irigasi untuk meningkatkan dan memfungsikan irigasi-irigasi tresier yang lebih modern dan dilaksanakan oleh BBWS," jelasnya.
"Masyarakat petani Indramayu mengikuti program tersebut sehingga tanam MT 2 itu mundur pada wilayah rentang kiri dibulan Juli bahkan Agustus 2023 tanam sehingga ada wilayah areal petak-petak tresier yang tidak bisa tergenang air. Nah itulah sebabnya ada potensi gagal panen," tambahnya.
Imam Mahdi mengungkapkan, lahan sawah yang baru tanam di bulan Juli - Agustus 2023 sehingga tidak bisa teraliri air irigasi, jumlahnya hanya 5 persen atau 5400 hektar dari 125 ribu hektar luas baku sawah yang setiap musim selalu tanam.
"Bahkan pada Musim Tanam 1 rendeng itu luas tanam mencapai 127 ribu hektar," ujarnya.
Berdasarkan data yang masuk dari penyuluh dan UPTD di 31 kecamatan, ia memprediksi luas panen yang akan diperoleh pada musim tanam 2 rendeng mencapai 114 ribu hektar.
Bila luas tanam padi mencapai 114 ribu hektar dengan rata rata produktivitas padi 8 ton perhektar maka didapati angka 960 ribu ton dan ditambahkan dengan tonase panen MT rendeng 995 ribu ton maka hasilnya 1,87 juta ton Gabah Kering Pungut/Panen (GKP) atau setara 1,5 juta ton Gabah Kering Giling (GKG).
"Kondisi ini tentunya masih ada peningkatan dari tahun 2022 lalu dengan jumlah 1,79 juta ton GKP atau setara 1,45 juta ton GKG," kata Imam. (**)