Masyarakat saat ini mengeluhkan tingginya harga beras di pasaran. Elnino hingga Pemilu menjadi alasan terjadinya kenaikan harga beras . 

Foto : Pedagang beras

Guru Besar Teknologi Pertanian IPB University, Prof Dwi Andreas Santosa mengatakan harga saat ini lebih dipengaruhi karena media terlalu memblow up tentang elnino, geopolitik dan dinamika ekspor beras dunia, yang menyebakan harga mengalamj kenaikan. 

“Kalo setiap harj media disuguhkan berita seperti itu maka harga beras akan naik terus, karena apa itu direspon oleh media dan ini adalah respon psikologi pasar,“ kata Firman, Selasa (17/10/2023).

Berdasarkan rilis terkahir BPS, Dwi Andreas mengungkapkan  penurunan produksi beras hanya sebesar 2 persen, setara dengan 650 ribu ton. 

Pada tahun 2017 – 2018 , Prof Dwi Andreas mengatakan, kondisi yang sama pernah terjadi. Pemerintah yang menyatakan mengalami surplus di awal tahun , malah melakukan impor di akhir tahun sebesar 1,8 juta ton sehingga menghancurkan harga di tingkat usaha tani 3 tahun berturut turut. (*)