Breaking News
---

Sempat Mau di Pending Petani Cilamaya, Proyek Rehabilitasi Saluran B.TUT 14 Berlanjut Oktober - Januari

Sempat molor hingga membuat pengairan ke sawah warga di Kecamatan Cilamaya Wetan terganggu berbulan-bulan, Proyek Rehabilitasi Saluran Induk Tarum Utara (Bendung Walahar - B.TUT 14) akhirnya menemui kesepakatan titik temu untuk di lanjutkan dengan target masa kerja Oktober 2023 hingga 31 Januari 2024, Selasa (24/10/2023). Hal itu tertuang dalam hasil musyawarah BBWS bersama Kontraktor barunya PT Nindya dan Sub PT Virama Karya dengan Gapoktan dan sejumlah petani di Kecamatan Cilamaya Wetan di Kantor UPTD Pengelolaan Pertanian. 

Foto : Musyawarah Petani Cilamaya Wetan bersama BbWS, Kontraktor dan PJT II di UPTd Pertanian


Nampak hadir dalam musyawarah tersebut, Kepala PJT II, Muspika Kecamatan, Kepala UPTD Pertanian dan Sejumlah Kepala Desa. 

Diketahui, proyek rehabilitasi yang meliputi pekerjaan kistdam, pemancangan CCSP mulai dari ruas B.TUT.11 sampai -B.TUT.14.

Asifatoni, Petani Desa Muarabaru Kecamatan Cilamaya Wetan mengatakan, proyek BBWS dengan kontraktornya harus bertanggungjawab terhadap semua konsekwensi dampak yang di timbulkan selama ini pada petani. Karena menurutnya, setiap pekerjaan, apalagi skala nasional harusnya memenuhi semua aspek, seperti kalender cuaca, kalender tanam dan dampak ELNino maupun informasi dari BMKG. Sehingga, jika proyek yang seharusnya sesuai target selesai, jadi lambat dan membuat kekeringan lebih parah dilahan pertanian warga, bahkan menurutnya ikut berkontribusi pada harga beras yang mahal di perkotaan.
Foto : Musyawarah Petani Cilamaya Wetan bersama BbWS, Kontraktor dan PJT II di UPTd Pertanian


"Proyek ini nilainya gak sedikit, tapi juga merugikan warga tani di Cilamaya. Kedua, waktu yang molor adalah perencanaan buruk, sehingga reel fakta dilapangan para petani seolah di paksa menunggu dengan kondisi yang lama, " Ungkapnya. 

Petani Rawagempol Wetan mengatakan, sejak awal komitmen tahun 2023 ini, saluran LMB dan SS akan di setop karena ada proyek rehabilitasi pada bulan ke 4,5,6, tapi kenapa sampai bulan ke 10 ini kenapa air baru ada. Padahal,
Petani sumber ekonomi penghidupannya dari sawah dan modal pinjamannya ke BRI jadi tunggakan. Mau sampai kapan pemasangan? Sementara di Rawagempol Wetan sudah 35 persen sampai saat ini belum olah tanah, apalagi di hilir muarabaru.

"Ada air bisa konstan tapi saya pesimis, bahkan lebih baik pekerjaan di pending sana walaupun ada kalender kerja Oktober - Januari, tapi saya gak yakin bisa tepat waktu, karena pengalaman sebelumnya juga molor, " Katanya.

Yanto dari pihak BBWS mengatakan, Kontrak program ini  sudah di rencanakan tahun sebelumnya, kebetulan jalurnya di Cilamaya Wetan. Antisipasinya, diakui Yanto tak terprediksi, karena perencanaan sejak dua tahun lalu, sementara saat ini adalah pelaksanaannya. Beruntung, Karawang dapat program dan prioritas. 
Pihaknya sebut Yanto, juga di kejar waktu untuk menjalankan program, maka lewat musyawarah ini, kiranya bisa ada solusi bersama agar kedua belah pihak sama-sama tidak di rugikan, karenanya hadir bersama juga dari pihak PJT II. 

"Ini proyek nasional dan Karawang prioritas, sekarang ini pelaksanaan dan perencanaan sejak dua tahun lalu. Kita berembuk bersama disini untuk dialog agar kedua belah pihak sama-sama tak di rugikan, " Ungkapnya.

Kades Rawagempol Wetan H Udian Abdul Gani mengaku memang kecewa proyek BBWS sebelumnya dari PT HIB, karena sejak proyek berjalan dijanjikan 
Agustus air bisa kembali normal, tapi kenyataan tak di rasakan petani. Disatu sisi, sebut Udin, pihaknya apresiasi bantuan pemerintah, karena berulang kali pengajuan, tapi tidak sebanyak BBWS saat ini dengan panjang dan nomilan fantastis, tapi dampak proses pembangunan dirasakan petani. Janji PT HIB sebelumnya, justru air ke sawah jadi macet karena proyek molor, sehingga petani harusnya panen tapi gak panen, sekarang mau musim gadu juga ada proyek lagi.

"PJT tak kurang suplay air, kalau memang mau dilanjutkan oleh kontraktor berbeda, tolong BBWS dan Konsultan beri pemahaman ke kontraktor perhatikan konsekwensinya, sediakan pompa memadai dan jaminan bahwa air tidak molor ke pesawahan, " Ungkapnya.

Alhamdulillah, sebut Udin PJT sudah mengungkapkan air di jamin konstan bukan hanya malam, tetapi juga siang ke saluran LMB, asalkan 5 unit pompa 8 inch bisa masuk ke LMB sesuai kebutuhan.

"Dari PJT hasilnya sudah siap suplai air konstan siang dan malam ke LMB, kemudian dari PT Nindya jamin ketersediaan unit Pompa 8 inchi sesuai kebutuhan dan siap kelapangan aktif bersama petani dan Kepala Desa. Semoga proyek yang sekarang di garap rekanan baru, berjalan lancar dengan catatan ada jaminan, " Pungkasnya.  (Rd)
Baca Juga:
Posting Komentar
Tutup Iklan