Direktur Ketersediaan Pangan NFA Budi Waryanto selaku Ketua Tim Pelaksana optimis panen perdana nantinya dapat mencapai target tonase per hektar sesuai target yang telah ditetapkan.
“Kondisi tanaman di setiap blok sudah memasuki tahap fase berbunga dan pengisian bulir. Secara umum kondisi panen masih optimis dapat mencapai target 7 ton per hektar atau paling tidak 6 ton per hektar sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Kepala NFA sebelumnya,” ucap Budi.
Lebih lanjut, dijelaskannya skema pembelian nantinya direncanakan berbentuk Public Service Obligation (PSO) dan Komersial dengan komposisi 20:80 dimana Perum Bulog akan berperan sebagai offtaker. Skema lainnya dapat pula dilakukan melalui perhitungan langsung pada saat panen di lapangan dengan mempertimbangkan target Benefit Cost Ratio (B/C Ratio) di atas 100%.
NFA selanjutnya akan berkorespondensi kepada Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Subang agar dapat dilaksanakan supervisi. Di samping itu, NFA juga akan berkolaborasi terkait alat untuk melakukan pengukuran ubinan guna menghitung produktivitas tiap blok panen.
NFA turut mendorong ID FOOD dan SHS dapat melakukan kesepahaman mengenai rencana pengelolaan hasil panen untuk penjualan orientasi Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dan beras komersial serta terkait ketersediaan benih untuk musim tanam padi selanjutnya. Turut membersamai NFA pada kegiatan pemantauan hari ini antara lain tim pelaksana Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), tim Research Institute Expert ID FOOD, tim pelaksana SHS, dan tim Perum Bulog.
Sebagaimana diketahui, Kepala NFA Arief Prasetyo Adi pada tanam perdana bulan Juli lalu mengatakan pada Dem Area benih unggul ini disiapkan sebagai pilot project sebelum dilakukan replikasi pembudidayaan secara lebih luas dan masif. Demonstrasi dilaksanakan di lahan pertanian dengan luas sekitar 47,25 Ha yang terbagi ke dalam tiga blok.
Pada masing-masing blok akan menerapkan teknologi dan varietas yang berbeda. Ini bertujuan untuk melihat pola budidaya mana yang hasilnya paling baik, sehingga dapat diterapkan secara massal untuk mendukung pasokan CBP ke Perum Bulog.(*)