Menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru), sejumlah kebutuhan pokok masyarakat (Kepokmas) di beberapa pasar tradisional di Kabupaten Subang mengalami kenaikan. Seperti harga komoditi minyak goreng kemasan sederhana, telor ayam broiler, cabe merah keriting, cabe merah besar, bawang merah, kol, tomat merah super, dan tomat hijau.
Terkait kenaikan harga sejumlah komoditas kepokmas tersebut, Kepala Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan (DKUPP) Kabupaten Subang Yayat Sudrajat membenarkan, ada sekitar 7 item komoditas yang saat ini mengalami kenaikan harga.
Minyak goreng dalam kemasan sederhana naik Rp 1000 perkilo gram dari Rp 15 ribu menjadi Rp 16 ribu. Telor ayam broiler dari Rp 25 ribu perkilo gram naik Rp 2 ribu manjadi Rp 27 ribu perkilo, cabe merah keriting dari Rp 72 ribu naik menjadi Rp 80 ribu perkilo gram, atau naik sebesar Rp 8 ribu perkilo, cabe merah besar naik Rp 12 ribu perkilo dari harga sebelumnya Rp 48 ribu menjadi Rp 60 ribu perkilo.
Kemudian di susul dengan harga bawang merah, naik Rp 2 ribu perkilo dari Rp 28 ribu menjadi Rp 30 ribu perkilo gram, kol dari harga Rp 7 ribu naik menjadi Rp 8 ribu perkilo, atau naik Rp. 1000 perkilonya.
Disusul kenaikan harga tomat merah super, dari Rp.10 ribu naik menjadi Rp. 12 ribu perkilo, dan terakhir tomat hijau naik dari Rp. 7 ribu menjadi Rp. 8 ribu perkilo, atau naik sebesar Rp. 1000 perkilonya.
"Kenaikan harga kepokmas tersebut, yang paling tinggi dialami komoditas cabe merah besar yaitu Rp. 12 ribu perkilo gram kenaikannya. Sedangkan yang paling terendah, atau naiknya Rp. 1000 perkilonya yakni minyak goreng kemasan sederhana, kol dan tomat merah hijau," ungkap Yayat kepada RRI di Subang, Selasa (7/11/2023).
Sementara itu, untuk menekan kenaikan harga kepokmas tersebut, lanjut Yayat, DKUPP Kabupaten Subang, jelang nataru DKUPP menurunkan Tim Inflasi, dan Tim Pengendali Harga, yang diturunkan ke seluruh pasar tradisional.
"Jadi semua yang tetkait dengan pergerakan harga, ketersediaan stok, kita tak henti-hentinya melakukan koordinasi dengan kedua tim tersebut, sebagai upaya menekan harga kepokmas saat jelang nataru, agar tidak terus merangkak naik," tegasnya.
Upaya lainnya, melakukan komunikasi dengan sejumlah pelaku usaha, mulai dari agen, hingga distributor.
"Upaya lain yang kami lakukan, yaitu mengintensifkan komunikasi dengan agen dan distributor," pungkas Yayat (*)
Komentar0