Breaking News
---

Makin Panas Suasana Legislator Vs Dinkes Bogor Gara-gara Program PMT

Komisi D DPRD Kota Depok menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Dines Kesehatan (Dinkes) Kota Depok di ruang Paripurna, Gedung DPRD Kota Depok, Jumat (17/11/2023). RDP tersebut membahas sejumlah isu terkait temuan pendistribusian Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada anak yang dinilai terkesan asal saja.

Komisi D Cecar Dinkes Depok di RDP Program PMT


Dipimpin oleh Supriatni, Komisi D menyampaikan beberapa isu terkait temuan pendistribusian PMT hingga memasuki hari ke delapan. Yaitu tidak adanya info menu dan gizi, stiker kemasan, sertifikasi Wira Usaha Baru (WUB), pengawasan pendistribusian.

Dewan Bertanya

Rizki M Noer dari Fraksi Gerindra, mengkritisi soal gizi pada makanan PMT yang diberikan kepada anak-anak. Dengan anggaran Rp18 ribu per anak per hari, menu yang diberikan kepada anak kurang bervariasi, dan tidak mencantumkan info gizi pada kemasannya.

"Menu makanan yang diberikan tidak memenuhi standar gizi, dengan anggaran Rp18 ribu harusnya bisa ada tambahan menu makanan. Terus kenapa tidak dicantumkan info menu dan gizi pada kemasannya biar orang tua tahu anaknya diberi apa?" ucap Rizki diamini Ade Supriatna dari fraksi PKS.

Indah Ariani dari fraksi PDIP mengkritisi rasa pada menu PMT yang tidak diselerai oleh anak-anak dan akhirnya terbuang. Ada beberapa makanan PMT akhirnya dimakan oleh ibu si anak, dan diketahui menunya hanya diisi tahu.

"Rasa dan nilai gizi harus diperhitungkan pada makanan kudapan yang diberikan sesuai selera anak-anak. Akhirnya ibunya yang makan, anaknya ngga mau. Kalau perlu susu, atau ikan salmon diberikan biar anak-anak kita itu tumbuh cerdas," kata Indah.

Babay Suhaemi dari fraksi PKB menanyakan, apa klasifikasi WUB yang mendapatkan kegiatan ini dengan asumsi kegiatan tersebut diberikan ke WUB dengan mekanisme penunjukan langsung (PL) oleh puskemas. Karena ada ribuan WUB se Kota Depok, kriteria apa penyeleksian yang digunakan.

"Apakah prestasi mereka, atau standarisasi apa yang Dinkes kenakan sehingga WUB ini mendapat kegiatan mengolah PMT ini secara home industri. Dan apakah ada pengawasan dari Dinkes saat pengolahan makanan ini, karena jangan sampai nanti ada kasus keracunan?," ujar Babay.

Supriatni dari fraksi Golkar menanyakan kemasan PMT yang berupa toples kecil dan dikumpulkan lagi oleh WUB untuk digunakan pada distribusi berikutnya. Ia menganggap hal ini kurang praktis dan tidak higinis jika dipakai ulang.

Dinkes Menjawab

Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Mary Liziawati mengatakan terkait dengan menu yang terdiri dari dua tahu, dua otak-otak, dua nugget, sebenarnya adalah bahan olahan bernilai gizi tinggi dan bukan dari makanan frozen food. Di dalam menu, kata Mary, ada dua sumber protein hewani, Dinkes tidak menyadari pemberian nama menu misalnya tahu kukus juragan, bakal menimbulkan isu.

"Di dalam menu tahu kukus juragan sebenarnya isinya daging-telur, atau ayam-telur. Kita beri nama otak-otak sebenarnya itu isinya ikan tuna-telur," ujar Mary.

"Mungkin harusnya teman-teman di puskesmas petugas gizi ketika menyampaikan sosialisasi ditulis lengkap saja menunya. Misalnya tahu (ayam-telur), otak-otak (ikan-telur), nugget tempe (daging-telur)," ujarnya.

Babay, bertanya lagi, "Nugget tadi sudah dipastikan itu bukan pabrikan, buat sendiri?"

"Bukan. Nanti tanyakan saja ke WUB nya langsung," jawab Mary.

Mary melanjutkan semua menu yang disajikan di PMT adalah makanan olahan sendiri secara home industri, tidak ada yang pabrikan. Karena, lanjut Mary, juknis dari Kementerian Kesehatan PMT 2023 harus menggunakan bahan Lokal.

"Apa itu PMT lokal, PMT dengan bahan lokal yang siap saji. Jadi tadi kalau disampaikan kenapa ngga ngasih susu atau biskuit, karena memang sekarang Kemenkes mendorongnya PMT lokal," ucap Mary.

Terkait informasi komposisi gizi pada kemasan, Mary mengakui lalai dan akan memperbaikinya di pendistribusian selanjutnya. Namun dengan metode kemasan toples yang reuse dan sudah ada stiker foto wali kota dan wakil wali kota, jika ditambah stiker menu dan kandungan gizi akan menambah biaya lagi.

"Memang kami menyarankan WUB agar menggunakan kemasan yang tidak menimbulkan sampah. Setelah diberikan ke anak, kemasan diambil lalu di cuci dan digunakan kembali dengan konsep reuse." ucap Mary.

Babay, "Ini anggaran Rp18 ribu per anak per orang sudah termasuk kemasannya?. Lalu di pendistribusian berikutnya dengan anggaran yang sama tapi ngga perlu beli toples lagi donk?"

"Iya," jawab Mary.

Mary melanjutkan lagi, mengenai pengawasan pengolahan makan PMT di WUB, Dinkes Depok melalui ahli gizi puskesmas memonitor proses pembuatan makanan melalui grup WhatsApp. Melalui grup WhatsApp, ahli gizi mengatur menu dan komposisi menu makanan sesuai dengan nilai gizi yang ditetapkan.

"Ada juga ahli gizi kita yang datang langsung ke dapur WUB mencicipi makanannya. Kebetulan hari ini saya turun juga ke WUB Kecamatan Beji, saya mencicipi juga menunya." ujar Mary.

Menjawab pertanyaan soal rasa, Mary menegaskan bahwa makanan sehat tidak boleh ditambahkan makanan-makanan tambahan, terutama untuk bayi dibawah satu tahun. Sehingga kalau orangtuanya terbiasa masak makanan yang gurih tentu makanan sehat tidak akan napsu dimakan.

"Makanan sehat tidak boleh ada garam, tidak boleh dikasih gula. Rasa itu murni dari bahan makanannya. Rasa gurihnya dari ikannya, rasa manisnya mungkin dari sayurannya. Disinilah kita edukasi kepada orangtua balita, bahwa kalau kita pingin anak kita sehat, terhindar dari stunting, ayo cara membuat makanannya harus dengan cara yang baik," katanya.

Terkait WUB, Mary menyebut ada 61 WUB yang terlibat dalam mengolah dan mendistribusikan PMT di 38 puskesmas se Kota Depok.

Mary menjabarkan, anggaran percepatan pencegahan stunting melalui progran PMT sebesar Rp4,9 miliar. Kegiatan ini tersebar di 38 kecamatan se Kota Depok dengan sasaran sebanyak 9882 balita.

RDP berakhir

RDP Komisi D dengan Dinkes berakhir pada pukul 14.00 WIB, Jumat (17/11). Komisi D akan mengeluarkan rekomendasi-rekomendasi kepada Dinkes Kota Depok hasil dari RDP tersebut.(*)
Baca Juga:
Posting Komentar
Tutup Iklan