Penipuan melalui telepon atau yang dikenal dengan istilah Vishing kini semakin merajalela. Dalam bentuk modus ini, para penipu menggunakan telepon untuk melakukan tindakan Phishing, sebuah teknik penipuan dengan memanfaatkan rekayasa sosial guna meraih akses ke informasi keuangan dan data pribadi.(5/11/23)
Ketua Relawan TIK Kuningan, Asep Mahpudin mengingatkan masyarakat akan bahaya Vishing serta modus penipuan lainnya seperti Smishing, di mana korban diiming-imingi hadiah atau diberitahu tentang keadaan darurat yang mengharuskan mereka memberikan data pribadi.
"Seperti ada telepon mengatasnamakan situasi darurat seperti keluarga yang sakit atau kehilangan barang berharga. Masyarakat diharapkan waspada dan tidak terpancing untuk memberikan informasi pribadi atau melakukan pembayaran atas desakan tersebut," jelas Asep.
Vishing bukan satu-satunya ancaman dalam ranah digital. Aktivitas peretasan atau Hacking juga menjadi masalah serius. Menurut Asep, para peretas melakukan serangan terhadap situs web, email, bahkan telepon genggam untuk mencuri data yang diinginkan.
Pihak berwenang, termasuk Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Kuningan (Diskominfo), Ucu Suryana, mengingatkan pentingnya meningkatkan kesadaran terhadap potensi risiko yang terkait dengan teknologi, terutama dalam pemanfaatan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI).
Diskominfo Kabupaten Kuningan telah memberikan literasi digital dan berbagi tips penting kepada masyarakat agar aktivitas online mereka tetap aman di dunia maya.
"Peningkatan literasi digital mencakup tata cara menjaga keamanan data pribadi, menghindari unggahan sembarangan di dunia maya, dan berhati-hati terhadap ancaman cyber. Kami bekerja sama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk memberikan pemahaman lebih dalam kepada masyarakat tentang cara menjalani aktivitas digital dengan aman," ujar Ucu.
Dengan berkembangnya teknologi, pihaknya menghimbau untuk tidak hanya menikmati kemudahan yang ditawarkan, tetapi juga menjaga kewaspadaan terhadap potensi ancaman keamanan digital. Semua pihak diajak untuk bekerja sama.
Sementara itu Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menyebutkan tiga faktor penting keamanan siber di Indonesia. Faktor itu akan menjadi pedoman dalam keamanan siber nasional melalui kolaborasi antara pemerintah, swasta, hingga masyarakat.
"Pertama adalah perlindungan infrastruktur informasi vital. Ini sangat penting karena semua layanan di perkotaan modern atau smart city semua layanan terhubung atau hyperconnected," kata Deputi Bidang Keamanan Siber dan Sandi Pemerintahan dan Pembangunan Manusia BSSN Sulistyo dalam diskusi FMB9 'Infrastruktur Digital Menuju 100 Smart City' di Jakarta, Jumat (3/11/2023).
Menurutnya, perlindungan infrastruktur informasi vital penting, sebab jika salah satu sistem terganggu maka akan berdampak pada layanan lainnya. Koordinasi pun dilakukan dengan berbagai pihak di sektor energi, transportasi, hingga kesehatan untuk memperbarui kebijakan yang ada.
Faktor selanjutnya adalah memberikan literasi kepada masyarakat mengenai pentingnya keamanan digital. Dalam hal ini, BSSN bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk transformasi digital nasional.
"Kami bersama Kominfo menyiapkan komik tentang literasi keamanan siber. Sehingga mudah untuk dibaca, dicerna, tentang bagaimana hal-hal yang sederhana," jelasnya.
Ketiga, BSSN juga menyiapkan sumber daya manusia yang akan mengelola elektronik pemerintahan digital. Mereka akan dibekali kompetensi keamanan siber yang andal.
"Ternyata kebutuhan sumber daya keamanan siber kita itu kurang lebih 39 ribu sampai dua tahun ke depan. Upaya-upaya sudah kami lakukan, kami bekerja sama dengan Badan Pengembangan SDM dari Kominfo," ujarnya.(*)
Komentar0