Breaking News
---

Ratusan Ribu Warga Gaza Kini Tanpa Jaminan Kesehatan

Sebanyak 800.000 warga Palestina di utara Jalur Gaza saat ini tidak memiliki jaminan kesehatan. Kementerian Kesehatan Palestina yang berbasis di Gaza menyampaikan hal tersebut pada Rabu (7/12/2023).

Ratusan Ribu Warga Gaza Kini Tanpa Jaminan Kesehatan

Juru Bicara Kementerian Kesehatan Ashraf Al-Qudra juga memperingatkan tindakan genosida yang bakal dilakukan Israel di Gaza utara. Menurutnya, tentara pendudukan Israel sengaja menargetkan merusak infrastruktur layanan kesehatan di Gaza utara, seperti dikutip dari Anadolu Agency.

Kapasitas Rumah Sakit Al-Ahli di Kota Gaza telah terlampaui karena banyaknya orang yang terluka dipindahkan ke fasilitas tersebut. Dalam pernyataan terpisah, Rabu, Al-Qudra meminta dukungan dan perlindungan internasional terhadap pengeboman Israel yang semakin intensif.

Sebelumnya, Kementerian tersebut mengatakan lebih dari 400.000 warga Palestina di Gaza utara sudah tidak memiliki layanan medis. Ia mengatakannya pada Selasa (6/12/2023).

Ia menuding berlanjutnya genosida Israel terhadap rakyat Palestina yang  membuat hal tersebut terjadi. Israel melanjutkan serangan militernya di Gaza pada Jumat (1/12/2023), setelah berakhirnya jeda kemanusiaan seminggu dengan kelompok Palestina Hamas.

Setidaknya 16.248 warga Palestina tewas dan lebih dari 43.616 lainnya terluka dalam serangan udara dan darat tiada henti. Korban tewas Israel dalam serangan Hamas mencapai 1.200 orang, menurut angka resmi.

Turki menolak rencana pembentukan zona penyangga setelah perang di Gaza. Sebab, kebijakan tersebut tidak menghormati warga Palestina. 

Presiden Tayyip Erdogan menegaskan, bahwa tata kelola dan masa depan Gaza setelah perang akan ditentukan oleh warga Palestina sendiri. Jadi sangat tidak relevan Israel mencoba ikut campur. 

"Saya bahkan menganggap perdebatan soal rencana ini tidak menghormati saudara-saudara saya di Palestina. Bagi kami, ini bukan rencana yang bisa diperdebatkan, dipertimbangkan, atau dibicarakan," kata Erdogan seperti dilansir Reuters, Rabu (6/12/2023). 

Dia juga menyerukan agar Israel mengembalikan wilayah-wilayah Palestina yang didudukinya. Termasuk mengakhiri pemukiman di sana.

"Israel harus mengeluarkan para teroris yang ditunjukkan kepada dunia sebagai para pemukim dari rumah-rumah dan tanah-tanah itu. Serta memikirkan cara membangun masa depan yang damai dengan warga Palestina," ujarnya. 

Turki telah mengecam keras operasi militer Israel di Gaza. Serta mendukung solusi dua negara bagi konflik Israel-Palestina, dan menampung sejumlah anggota kelompok perlawanan Palestina, Hamas.

Berbeda dengan sebagian besar sekutu NATO dan beberapa negara Arab, Turki tidak menganggap Hamas sebagai kelompok teroris. Erdogan mengatakan Israel telah menjadi anak yang dimanjakan Barat. 

Terkait laporan bahwa Israel ingin memburu anggota Hamas di negara-negara lain. Erdogan mengatakan operasi semacam itu di Turki akan membawa konsekuensi yang sangat serius.

"Jika mereka (Israel) melakukan kesalahan seperti itu. Mereka harus tahu bahwa mereka harus membayar dengan harga yang sangat, sangat tinggi," ucapnya. 

Erdogan mengatakan Turki dan Qatar ingin membangun kembali Gaza. Untuk itu Turki siap bertindak sebagai penjamin atau menjadi tuan rumah konferensi perdamaian.(*)

Baca Juga:
Posting Komentar
Tutup Iklan