Seorang polisi gadungan beraksi dengan meminta Tunjangan Hari Raya (THR) ke sebuah toko distributor minuman air mineral di Jalan Selat Bali Blok E11, nomor 5A, RT 04, RW 17, Kelurahan Duren Sawit, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur. (5/4/24).

Polsek Duren Sawit Amankan Polisi Gadungan Minta THR

Pemilik toko, Sumiyati mengatakan aksi tersebut bermula saat dirinya tengah melayani pembeli sekitar pukul 10.45 WIB, pada Rabu (3/4/2024) kemarin. Secara tiba-tiba, datang seorang pria dengan atribut seragam Polri, dan langsung mengatakan ingin meminta THR kepada Sumiyati.

“Dia nanya Ci, ada paket (THR) gak? Saya jawab, nanti dulu ya lagi sibuk,” kata Sumiyati, Kamis (4/4/2024).

Kemudian Sumiyati menuturkan oknum dengan pangkat AKP itu justru berpindah tempat ke bagian tengah ruang toko sembari menunggu pemilik toko rampung melayani pelanggan. Sembari menunggu Sumiyati, secara kebetulan melintas Bimaspol Kelurahan Duren Sawit yang tengah melakukan patroli di depan toko tersebut.

“Pas polisi yang asli datang langsung diinterogasi itu oknumnya, ternyata pas ditelfon temennya (Polisi) rupanya tidak terdata identitasnya,” katanya.

Awalnya polisi gadungan tersebut sempat menolak untuk dilakukan interogasi oleh petugas. Polisi gadungan juga melawan dengan mendorong Bimaspol tersebut hingga beberapa kali.

Selanjutnya, Bimaspol tersebut langsung menghubungi rekan-rekannya untuk membawa polisi gadungan tersebut ke Mapolsek Duren Sawit guna proses pemeriksaan lebih lanjut.

Kapolsek Duren Sawit, AKP Sutikno memastikan polisi yang diinformasikan meminta jatah THR di sebuah toko distributor minuman air mineral itu adalah polisi gadungan. Kepastian itu disampaikannya usai penyidik Polsek Duren Sawit melakukan interogasi pelaku bernama Widarto (56).

“Setelah dicek ternyata benar ada seorang laki-laki yang ternyata dilihat identitasnya mengaku bernama Widarto untuk menggunakan seragam polisi, dan setelah dicek identitasnya memang bukan polisi, ternyata dia adalah polisi gadungan,” kata Sutikno.

Belakangan diketahui polisi gadungan bernama Widarto bekerja sebagai calo atau perantara di sejumlah wilayah Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) kawasan DKI Jakarta.

“Kerja di Samsat, calo Samsat ke mana aja, daerah Daan Mogot, Jakarta Timur, Jakarta Utara,” kata Widarto saat ditemui di Mapolsek Duren Sawit.

Selama pria asal Semarang itu bekerja sebagai calo, dia tidak pernah menceritakan aktivitas sebagai polisi gadungannya itu ke pihak keluarga maupun rekannya.

“Saya tinggal numpang sama saudara, tapi kalau saya pakai seragam polisi ini, habis saya pakai langsung saya pakai jaket biar tidak keliatan, pokoknya tidak ada yang tahu saya begini,” kata Widarto.

Widarto memaparkan dirinya mengenakan seragam polisi hanya di waktu tertentu, yakni pada hari besar atau hari raya. Sebab menurutnya di waktu tersebut masyarakat akan memberikannya sebuah bingkisan maupun THR, dan itu sudah dilakukan selama satu tahun.

“Saya pakai begini, kalau pas seperti tahun baru, itu kan posisi ramai, pasti ada, tahun baru ada yang bakalan kasih bingkisan, kadang kan seperti kue-kue ada. Seragam polisi beli di Pasar Senen, Jakarta Pusat dengan harga Rp 270 ribu," ujar Windarto. (*)