Perhimpunan Guru Menyayangkan Pemerintah Tidak Manusiawi Kepada Honorer
Kepbid. Advokasi Guru Perhimpunan Pendidikan dan Guru Imam Abdul Qadir menyayangkan sikap pemerintah yang tidak manusiawi terhadap guru honorer. Hal ini dikarenakan pengunaan 'cleansing' dianggap tidak cocok bagi penghapusan guru honorer.
"Dari sana saja sudah tidak bisa menggambarkan bagaimana sisi manusiawinya. Terlalu diskriminasi untuk seukuran guru honorer, " kata Iman, Selasa (16/7/2024).
Sebelumnya, Iman mengatakan pihaknya mendapat pesan langsung via WA pada minggu pertama masuk tahun ajaran baru sekolah 2024/2025. Sayangnya pemberitahuan tersebut menginformasikan bahwa mereka terakhir bekerja di sekolah.
Lebih lanjut, ia menilai bahwa ada 480 guru honorer yang tersebar di Indonesia yang melaporkan tindakan tidak manusiawi tersebut. Namun dari 480 orang terabut, hanya sedikit yang mengadukan tindakan tidak manusiawi, hal ini dikarenakan mereka takut di intimidasi.
"Bagaimana mau melapor, kalau banyak yang takut di keluarkan dari pekerjaannya. Situasi ini tentunya diharuskan adanya penjelasalan, " ucapnya.
Terkait intimidasi yang diterima oleh guru honorer, saat ini pihak P2G sedang melakukan pendataan dan tindak advokasi. Hal ini berupaya untuk melakukan segala macam rupa untuk melakukan kegiatan baik pengaduan kepada kepada dinas dengan gubernur DKI Jakarta.
Selain itu, pihaknya juga sedang membuka pengaduan bagi teman teman jaringan P2G dan teman teman lain yang terdampak melalui website P2G. Atau bisa mengirim langsung ke kanal P2G atau mungkin dengan mengunjungi posko yang tersedia.
"Saat ini kami membuka posko terkait dengan pemberkasan cleansing. Kami terbuka untuk teman teman honorer wilayah Jakarta hingga luar Jakarta," ujarnya. (*)
