Polda Jabar Ungkap Pabrik Pupuk Palsu
Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditkrimsus) Polda Jawa Barat mengungkap pabrik pupuk palsu, di wilayah Cipatat Kabupaten Bandung Barat.
Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat Kombes Pol Jules Abraham Abast didampingi Wadir Ditkrimsus Polda Jawa Barat AKBP Maruly Pardede saat memberikan keterangan pers terkait pabrik pupuk palsu.
Pabrik pupuk palsu tersebut dapat memproduksi sekitar lima ton per harinya. Hasil produksi, dipasarkan di wilayah Cianjur dan daerah lainnya.
Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat Kombes Pol. Jules Abraham Abast mengatakan, pihaknya mengamankan seorang tersangka berinisial MN, yang tenggara sebagai pemilik pabrik pupuk palsu itu.
“Pabrik pupuk palsu itu telah beroperasi sejak Juli 2023 hingga penggeledahan di TKP pada 30 Oktober 2024,”jelas Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Pol Jules Abraham Abast yang didampingi Wakil Direktur Ditkrimsus Polda Jabar AKBP Maruly Pardede, di Mapolda Jawa Barat Jumat (22/11/2024).
Dijelaskan Jules Abraham Abast, pabrik itu telah memproduksi sebanyak 252 kali, dengan rata-rata 5 ton per hari. Total, ada sekitar 1260 ton pupuk palsu non subsidi anorganik yang sudah dihasilkan.
Pupuk-pupuk palsu itu dikemas dalam karung ukuran 50 kilogram. Satu karungnya, dijual seharga Rp 40 ribu per karung, dipasarkan di kawasan Cianjur dan sekitarnya.
Atas bisnis ilegal itu, Jules mengatakan kerugian yang disebabkan MN ditaksir mencapai Rp 500 juta. Dia pun diduga telah melanggar pasal 121 dan atau pasal 122 Undang-undang RI nomor 22 Tahun 2019 Tentang Budidaya Pertanian Berkelanjutan.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Direktur Ditkrimsus Polda Jawa Barat AKBP Maruly Pardede mengatakan, pupuk palsu tersebut dibuat dari terbuat dari campuran tepung dolomit atau bubuk batu kapur.
“Biasanya kapur yang ada di sana dikirim ke pabrik semen untuk diolah menjadi semen. Namun dalam kejadian ini, dolomit ini disangrai atau dipanggang menggunakan parabola,” ungkapnya.
Ia juga menambahkan, pelaku tidak mempunyai keahlian khusus dalam meracik pupuk. Pelaku kata Maruly, belajar secara otodidak.
Selain itu, Maruly menyampaikan bahwa sebelum disangrai tepung itu diadon membentuk bulatan kecil dengan air. Itu bertujuan agar hasilnya mirip pupuk NPK Phonska asli.
“Metode ini dilakukan oleh para pekerja yang memang di-hire oleh pemilik pabrik untuk melakukan upaya tersebut,” imbuh dia.
