Breaking News :
Mengungkap Rahasia Prediksi Penurunan Harga Minyak Dunia di Tahun 2026

Mengungkap Rahasia Prediksi Penurunan Harga Minyak Dunia di Tahun 2026

Pasar minyak dunia tengah menghadapi dinamika yang kompleks menjelang tahun 2026, di mana para analis dan pelaku pasar memperkirakan adanya penurunan harga yang signifikan.
Penurunan Harga Minyak Dunia/ilustrasi/@pixabay)

Goldman Sachs baru-baru ini merevisi perkiraan harga rata-rata tahunan untuk minyak mentah Brent dan WTI dengan memangkas nilai sebesar US$4, sehingga harga rata-rata diperkirakan menjadi US$58 per barel untuk Brent dan US$55 per barel untuk WTI. 

Langkah ini diambil seiring dengan meningkatnya kekhawatiran terhadap resesi global serta kemungkinan pasokan dari negara-negara anggota OPEC+ yang lebih tinggi dari perkiraan.

Situasi ini semakin diperparah oleh ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China. 

Pada pekan lalu, China membalas tarif impor yang diberlakukan oleh Presiden Donald Trump dengan menambahkan pungutan sebesar 34% pada semua barang AS dan memberlakukan pembatasan ekspor pada beberapa jenis tanah jarang. 

Akibatnya, harga minyak mentah yang diperdagangkan di pasar global mulai merosot, dengan Brent diperdagangkan sekitar US$63,87 per barel dan WTI mencapai US$60,38. 

Wall Street sendiri sempat memangkas perkiraan harga untuk tahun 2026 menjadi US$62 untuk Brent dan US$59 untuk WTI, dengan peringatan bahwa angka tersebut bisa lebih rendah lagi.

Peningkatan risiko resesi global menjadi salah satu faktor utama yang memicu penurunan harga minyak. 

Kekhawatiran terhadap penurunan aktivitas ekonomi di berbagai negara berdampak langsung pada permintaan minyak mentah, sehingga menekan harga di pasar. 

Selain itu, prediksi pasokan dari negara-negara OPEC+ yang lebih tinggi dari ekspektasi juga turut mempengaruhi penurunan harga. 

Kenaikan pasokan ini diharapkan dapat memberikan tekanan tambahan pada harga minyak, karena keseimbangan antara penawaran dan permintaan menjadi terganggu.

Ketegangan perdagangan antara AS dan China turut memberikan dampak negatif pada harga minyak dunia. 

Tindakan balasan tarif dan pembatasan ekspor dari China menimbulkan ketidakpastian di kalangan investor dan pelaku pasar. 

Situasi ini memicu kekhawatiran akan terjadinya penurunan permintaan minyak seiring dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi global. 

Dengan demikian, pergerakan harga minyak tidak hanya dipengaruhi oleh faktor geopolitik, tetapi juga oleh dinamika perdagangan internasional yang semakin kompleks.

Secara keseluruhan, revisi perkiraan harga minyak oleh Goldman Sachs mencerminkan realitas pasar yang penuh tantangan. 

Jika risiko resesi dan ketegangan perdagangan terus berlanjut, maka penurunan harga minyak dunia di tahun 2026 tampak semakin nyata. 

Para pelaku pasar dan investor diharapkan dapat memantau situasi ini secara cermat agar dapat mengambil langkah strategis dalam menghadapi ketidakpastian pasar global.(*)
BERITA TERKINI
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Posting Komentar