13 Tewas di Garut, Ketua DPR Desak Penjelasan Panglima TNI
Jakarta: Ketua DPR RI Puan Maharani meminta Komisi I DPR untuk segera memanggil Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan jajaran terkait guna memberikan penjelasan soal insiden ledakan amunisi di Cibalong, Garut, yang menyebabkan 13 korban jiwa, termasuk 9 warga sipil.
Puan menyoroti pentingnya evaluasi menyeluruh agar kejadian serupa tidak kembali terulang, terlebih dengan melibatkan masyarakat sipil yang seharusnya dilindungi.
"Yang pertama, jangan sampai terjadi lagi hal seperti itu, harus dievaluasi kenapa itu terjadi dan lain kali jangan sampai kemudian melibatkan masyarakat sipil," kata Puan di Kompleks Parlemen, Kamis, 15 Mei 2025.
Ledakan terjadi saat pemusnahan amunisi tidak layak pakai di Pantai Cibalong, Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Garut, pada Senin, 12 Mei 2025, kemarin. Insiden ini menewaskan 4 anggota TNI AD dan 9 warga sipil.
Pihak TNI menyebut warga sipil yang menjadi korban adalah pemulung yang mencari sisa logam seperti serpihan mortir dan granat. Namun, pernyataan ini dibantah oleh pihak keluarga korban. Mereka menyebut warga tersebut telah lama dilibatkan dalam proses pemusnahan amunisi oleh pihak militer.
Puan menegaskan perlunya pertanggungjawaban dari pihak TNI apabila benar ada pelibatan warga lokal dalam kegiatan berisiko tinggi tanpa prosedur keselamatan yang layak.
"Komisi I harus bisa memanggil Panglima dan Danrem atau organ dan jajaran yang pada saat kejadian itu terlibat. Kemudian bertanggung jawab karena sampai terjadi kejadian seperti itu," ujarnya.
TNI AD telah menyatakan sedang melakukan investigasi internal untuk mengungkap penyebab pasti ledakan. Keempat korban TNI yang gugur terdiri dari dua perwira dan dua bintara. Sementara sembilan warga sipil yang meninggal masih terus diidentifikasi, termasuk latar belakang keterlibatan mereka dalam insiden tersebut.
Tragedi ini kembali membuka sorotan terhadap prosedur pengelolaan amunisi kedaluwarsa dan keselamatan masyarakat di sekitar area militer.(*)
