Hari ini
Cuaca 0oC
BREAKING NEWS

Dolar AS Menantang, Rupiah Siap Melawan! Hari Ini Diprediksi Menguat

Didorong Kepercayaan Diri Ekonomi Nasional dan Optimisme Global, Rupiah Diperkuat Sentimen Positif IMF hingga Strategi Pemerintah
Foto ilustrasi

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat diprediksi akan mengalami pergerakan fluktuatif sepanjang hari ini, Jumat (2/5/2025). Namun, arah penguatan terlihat semakin jelas. Sejumlah analis memperkirakan mata uang Garuda akan ditutup menguat di kisaran Rp16.540–Rp16.610 per dolar AS, sebuah sinyal ketahanan yang mencuat di tengah tekanan global.

Data terakhir yang dirilis Bloomberg mencatat bahwa rupiah berhasil mengakhiri perdagangan Rabu (30/4/2025) dengan lonjakan sebesar 0,94% atau 158 poin ke level Rp16.603 per dolar AS. Kinerja ini dicapai meskipun indeks dolar AS sendiri ikut menguat 0,15% ke posisi 99,162, menunjukkan bahwa rupiah tengah bergerak melawan arus penguatan dolar.

Menurut pengamat pasar mata uang, Ibrahim Assuaibi, kekuatan rupiah kali ini tidak lepas dari respons positif pemerintah terhadap proyeksi ekonomi Indonesia yang disampaikan oleh lembaga-lembaga internasional seperti Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia. Kedua lembaga itu memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di angka 4,7% pada tahun 2025.

“Proyeksi tersebut patut disambut dengan optimisme, tapi bukan tanpa kewaspadaan. Kita tetap harus berpijak pada data dan realita ekonomi nasional yang terus menunjukkan sinyal positif,” ujar Ibrahim dalam riset tertulisnya, Kamis (1/5/2025).

Ibrahim menekankan pentingnya menjaga kepercayaan diri nasional dalam menghadapi tantangan eksternal. Ia menyoroti sejumlah indikator makroekonomi seperti pertumbuhan ekonomi yang stabil, inflasi yang terkendali, serta konsumsi rumah tangga dan investasi yang terus menunjukkan daya tahan tinggi.

Lebih lanjut, pemerintah disebut aktif memperbaiki iklim investasi, termasuk merevisi sejumlah regulasi yang selama ini menjadi penghambat masuknya modal asing. Ini, kata Ibrahim, adalah bagian dari strategi besar mendorong kolaborasi lintas sektor: dari swasta, pekerja, hingga masyarakat umum, untuk memperkuat fondasi ekonomi nasional.(*)

Hide Ads Show Ads