Ekonomi RI Tumbuh 4,87%, Masih Ungguli Singapura hingga Malaysia
Jakarta : Ekonomi Indonesia kembali menunjukkan performa tangguh di tengah perlambatan global. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2025 tercatat sebesar 4,87% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Angka ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan pertumbuhan tertinggi kedua di ASEAN-5, hanya kalah dari Filipina. Sementara itu, Indonesia unggul dibandingkan Singapura, Malaysia, dan Thailand yang selama ini dikenal sebagai barometer ekonomi kawasan.
Meskipun 4,87% merupakan laju pertumbuhan paling lambat sejak kuartal III-2021 saat pandemi Covid-19 masih berdampak, capaian ini tetap menunjukkan ketahanan ekonomi nasional di tengah ketidakpastian global.
Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk (BNLI) Josua Pardede memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 tetap di bawah 5%.
“Mempertimbangkan ketidakpastian yang meningkat akibat perang dagang yang sedang berlangsung,” ujar Josua dalam keterangan tertulis, dikutip Selasa, 13 Mei 2025.
Senada, Ekonom Universitas Andalas, Syafruddin Karimi, memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2025 berada di kisaran 4,95–5,05%. Ia menjelaskan proyeksinya per kuartal:
Kuartal II: 4,9–5% (didorong konsumsi Lebaran namun ekspor tetap lemah),
Kuartal III: 5,1–5,2% (puncak konsumsi domestik, ekspor stagnan),
Kuartal IV: 5% (belanja akhir tahun stabil, ekspor belum pulih).
Indonesia memulai 2025 dengan tantangan serius dari dalam dan luar negeri. Kuartal pertama mencatatkan pertumbuhan ekonomi hanya 4,87%, turun dari 5,11% pada periode yang sama tahun lalu. Angka ini menunjukkan tekanan struktural yang perlu segera ditanggapi dengan reformasi kebijakan yang berani dan strategis,” tegas Syafruddin.
Pertumbuhan Indonesia terlihat semakin kuat jika dibandingkan negara-negara tetangga. Malaysia diperkirakan tumbuh 4,4% pada kuartal I-2025.
“Pertumbuhan ekonomi Malaysia tetap kuat di tengah gejolak global. Ini karena kuatnya fundamental ekonomi domestik,” ujar Mohd Uzir Mahadin, Kepala Perangkawan Malaysia, seperti dikutip dari keterangan tertulis, dikutip dari bloombergtechnoz, Selasa, 13 Mei 2025.
Singapura mengalami perlambatan dengan pertumbuhan hanya 3,8% yoy.
“Berdasarkan perkiraan awal, ekonomi Singapura tumbuh 3,8% pada kuartal I-2025. Melambat dibandingkan pertumbuhan kuartal sebelumnya yaitu 5%. Ini disebabkan oleh perlambatan di sektor manufaktur dan jasa-jasa yang terkait pasar luar negeri seperti keuangan dan asuransi. Ditambah dengan perlambatan permintaan eksternal,” demikian pernyataan resmi Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura (MTI).
Sementara Thailand mencatatkan pertumbuhan 3,4% yoy. Wakil Menteri Keuangan Thailand, Paopoom Rojanasakul memperkirakan ekonomi akan tumbuh lebih cepat pada kuartal II-2025 berkat stimulus fiskal.
Filipina mencatatkan pertumbuhan tertinggi di ASEAN-5 dengan capaian 5,4% yoy pada kuartal I-2025.
“Ada sinyal bahwa ekonomi masih memiliki daya tahan, seperti kuatnya permintaan domestik. Akan tetapi, permintaan global sedang tidak baik-baik saja dalam periode yang penuh volatilitas,” ungkap Rosemarie Edillion, Wakil Menteri Perencanaan Pembangunan Filipina.
Di dalam negeri, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan pemerintah tetap menjaga optimisme menghadapi tantangan global dan domestik.
“Optimisme terus dijaga, didukung komitmen pemerintah dengan memastikan APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) bekerja optimal dalam melindungi masyarakat, termasuk memastikan ekonomi tumbuh secara berkelanjutan,” ujarnya dalam siaran pers Selasa, 6 Mei 2025, lalu.(*)