Hari ini
Cuaca 0oC
Headline News :

Meksiko Gugat Google atas Perubahan Nama Teluk Meksiko jadi "Gulf of America "

Sheinbaum: Google abaikan permintaan resmi Meksiko, ubah nama tanpa wewenang

Pemerintah Meksiko resmi menggugat Google atas keputusan perusahaan teknologi itu mengganti nama Gulf of Mexico menjadi Gulf of America dalam layanan peta digitalnya bagi pengguna di Amerika Serikat.
Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum

Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum menyampaikan bahwa gugatan tersebut diajukan setelah permintaan resmi Meksiko kepada Google untuk tidak mengubah nama wilayah perairan itu diabaikan. "Yang kami minta hanya agar keputusan pemerintah AS diterapkan secara terbatas. AS tidak memiliki wewenang mengganti nama seluruh teluk," tegas Sheinbaum di BBC News.

Meski Sheinbaum tidak menjelaskan di mana gugatan diajukan, Google hingga saat ini belum memberikan tanggapan atas permintaan tersebut.

Ketegangan meningkat setelah pada Kamis (8/5) lalu, DPR AS yang dikuasai Partai Republik menyetujui perubahan nama tersebut secara resmi untuk keperluan lembaga federal. Presiden Donald Trump bahkan menandatangani perintah eksekutif pada hari pertama masa jabatannya, Januari lalu, yang menyerukan perubahan nama itu dengan alasan bahwa AS "melakukan sebagian besar pekerjaan di sana, jadi itu milik kami."

Namun, pemerintah Meksiko bersikukuh bahwa keputusan Trump hanya berlaku untuk wilayah landas kontinen milik AS dan tidak bisa diberlakukan untuk keseluruhan Teluk Meksiko yang juga berbatasan dengan Kuba dan Meksiko.

Google menyatakan bahwa perubahan nama tersebut mengikuti "praktik lama" yang merujuk pada pembaruan nama oleh sumber resmi pemerintah. Di aplikasi peta mereka, pengguna di Meksiko masih akan melihat nama "Gulf of Mexico", sementara pengguna di wilayah lain akan melihat label: "Gulf of Mexico (Gulf of America)".

Sengketa ini juga melibatkan kantor berita Associated Press (AP), yang menolak menggunakan istilah Gulf of America, hingga aksesnya ke sejumlah acara Gedung Putih dibatasi. Seorang hakim federal pada April memerintahkan Gedung Putih untuk menghentikan tindakan diskriminatif terhadap AP.

Di tengah kontroversi tersebut, mantan Presiden Trump pada Rabu lalu mengisyaratkan keinginan untuk mengubah nama wilayah perairan lain. Dalam kunjungannya ke Arab Saudi, ia berencana menyatakan bahwa AS akan menyebut Persian Gulf sebagai Arabian Gulf atau Gulf of Arabia. Rencana ini memicu reaksi keras dari Iran. Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi, menyebut wacana tersebut sebagai "kampanye disinformasi" dan memperingatkan bahwa langkah itu akan "membangkitkan kemarahan seluruh rakyat Iran." (*)

Hide Ads Show Ads