Hari ini
Cuaca 0oC
Headline News :

Pasar Saham Melonjak, AS-China Sepakat Pangkas Tarif


Trump: “Ini Reset Total, Tarif Bisa Naik Lagi Jika Tak Ada Kemajuan dalam 3 Bulan”


Karawang : Pasar saham global menguat tajam pada Senin (12/5) waktu setempat, setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan adanya “reset total” dalam hubungan dagang antara AS dan China. Kesepakatan yang dicapai pada pertemuan di Swiss itu menghasilkan pemangkasan besar-besaran tarif balasan yang selama ini membebani perdagangan kedua negara sejak awal tahun.

AS sepakat memangkas tarif impor dari China dari 145% menjadi 30%, sementara China menurunkan tarif balasannya atas barang-barang AS dari 125% menjadi 10%. Meski sebagian tarif hanya ditangguhkan dan bukan dihapus permanen, langkah ini dianggap sebagai deeskalasi penting dalam perang dagang yang telah mengganggu stabilitas ekonomi global.

“Kami tidak ingin menyakiti China,” kata Trump dalam konferensi pers usai pengumuman kesepakatan. “Mereka mengalami banyak kesulitan, menutup pabrik, dan mengalami ketegangan sosial. Mereka sangat senang bisa mencapai kesepakatan ini dengan kami.”

Namun, Trump memperingatkan bahwa jika tidak ada kemajuan lanjutan dalam tiga bulan ke depan, tarif yang ditangguhkan bisa diberlakukan kembali. Meski begitu, ia yakin tidak akan kembali ke level tertinggi sebelumnya.

Respon pasar pun sangat positif. Indeks S&P 500 melonjak 3,2%, Dow Jones naik 2,8%, dan Nasdaq meroket 4,3%. Ketiganya kembali ke posisi awal tahun setelah sempat terjun akibat pengumuman tarif pada 2 April lalu, yang disebut Trump sebagai “Hari Pembebasan.”


Di bawah kesepakatan ini, AS juga tetap mempertahankan tarif tambahan 20% khusus untuk menekan China agar menindak perdagangan ilegal fentanil, zat opioid mematikan. China, di sisi lain, sepakat menangguhkan atau mencabut semua tindakan non-tarif terhadap AS dan membatalkan tarif tambahan yang sempat diberlakukan sebagai balasan.

Pengurangan tarif ini dilakukan di tengah tanda-tanda dampak ekonomi yang mulai terasa, seperti penurunan tajam kapal pengangkut dari China yang tiba di pelabuhan-pelabuhan AS, serta melambatnya output pabrik dan pemutusan hubungan kerja di beberapa kawasan industri China.

Kementerian Perdagangan China kepada Media setempat menyambut positif kesepakatan ini dan menyebutnya sebagai langkah penting untuk “menyelesaikan perbedaan” dan “memperdalam kerja sama.”

Pelaku usaha menyambut baik kabar ini, meski tetap berhati-hati. “Saya rasa ini belum akhir dari segalanya, Trump masih akan menjabat tiga setengah tahun lagi,” ujar Tat Kei, eksportir peralatan perawatan pribadi asal Shenzhen kepada BBC news.

Di Wall Street, saham-saham seperti Target, Home Depot, dan Nike mencatat lonjakan harga. Sektor teknologi juga ikut terkerek, dengan saham Nvidia, Amazon, Apple, dan Meta meningkat tajam. Sementara itu, saham perusahaan pelayaran seperti Maersk (Denmark) dan Hapag-Lloyd (Jerman) ikut melonjak masing-masing 12% dan 14%.

Federasi Ritel Nasional AS menyebut kesepakatan ini sebagai angin segar bagi para pebisnis yang tengah bersiap untuk musim belanja akhir tahun. Sementara itu, Kamar Dagang Internasional menilai kesepakatan tersebut sebagai sinyal bahwa AS dan China ingin menghindari “decoupling” ekonomi secara keras.

Harga emas, yang sempat naik tajam selama ketegangan dagang, turun 3,1% menjadi USD 3.223,57 per ons akibat menurunnya permintaan aset aman (safe haven).
“Kami berharap kesepakatan akhir pekan ini bisa menjadi dasar untuk mengangkat bayang-bayang ketidakpastian kebijakan dagang yang terus membebani investasi, perekrutan tenaga kerja, dan permintaan global,” kata Wakil Sekjen ICC, Andrew Wilson.(*)

Hide Ads Show Ads