Hari Pancasila Jadi Momentum Lawan Provokasi di Medsos
Jakarta: Munculnya media sosial di era digital memicu hoaks dan ujaran kebencian. Hal itu menjadi tantangan besar bagi Pancasila saat ini.
Hal itu disampaikan pengamat sosial dan pendidikan, Dr. H. Serian Wijatno, dalam renungan Hari Pancasila. Renungan tersebut ia sampaikan di Jakarta, Sabtu (31/5/2025).
Menurutnya, Pancasila bertujuan memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa. Namun, informasi digital kerap memecah belah masyarakat.
“Era digital memudahkan penyebaran hoaks, ujaran kebencian, dan konten negatif lainnya,” kata Serian Wijatno. Ia juga Ketua Umum Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI).
Menurutnya, hal itu bisa mengancam keutuhan bangsa Indonesia. Pengawasan dan regulasi digital masih belum berjalan efektif.
Serian menambahkan, masyarakat belum sepenuhnya paham menggunakan teknologi secara bijak. Ini menyebabkan polarisasi dan fragmentasi sosial.
Akhirnya, masyarakat jadi tergantung pada teknologi. Ketergantungan itu membuat mereka lupa nilai luhur Pancasila.
Ia menyarankan peningkatan literasi digital dan pemahaman nilai-nilai Pancasila. Kedua hal itu penting untuk menjaga keutuhan bangsa.
Serian menekankan pentingnya menanamkan toleransi, keadilan, dan persatuan. “Sila pertama mengajarkan kita menghargai perbedaan kepercayaan,” ujarnya.
“Sila kedua menekankan penghormatan terhadap martabat dan hak asasi manusia,” kata Serian. Nilai ini harus dipahami dan diamalkan masyarakat.
Dengan mengamalkan nilai kemanusiaan, ujaran kebencian bisa ditekan. Hal itu menjaga persatuan dan menghindari konflik.
“Sila ketiga mengajarkan memprioritaskan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi,” ujarnya. Ini penting untuk melawan berita hoaks.
Sila keempat menekankan pentingnya musyawarah dalam pengambilan keputusan. Masyarakat perlu memahami nilai demokrasi tersebut.
“Sila kelima mengajarkan pentingnya keadilan sosial dan kesejahteraan,” ucap Serian. Ini menjadi dasar keadilan bagi seluruh rakyat.
Ia meyakini Pancasila adalah tameng menghadapi era media sosial. “Nilai Pancasila menolak intoleransi dan adu domba,” ia menegaskan.(*)