Subang : Akibat cuaca buruk di perairan Pantura Subang, hasil tangkapan ikan para nelayan anjlok hingga 70 persen. Hal itu disampaikan Ketua DPC Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Kabupaten Subang Ali Khaerudin, di Subang, Senin (24/11/2025).
 |
| Cuaca buruk perahu nelayan diistirahatkan, yang berdampak terhadap anjloknya ikan hasil tangkapan nelayan |
Ia menyebut, jika para nelayan melaut, khawatir keselamatan mereka terancam. Selain itu juga, bagi para nelayan akan sia-sia, dan hanya buang-buang waktu dan biaya melaut.
"Ya ketika cuaca buruk terjadi di laut, para nelayan tradisional, tentunya lebih baik memilih tidak melaut, selain tidak akan menghasilkan ikan, juga dapat membahayakan keselamatan mereka. Sehingga dengan kondisi cuaca buruk ini, mengakibatkan ikan hasil tangkapan menurun hingga 70 persen," ungkap Ali.
Ia menyebut, cuaca buruk tersebut, terjadi sejak Oktober 2025 lalu hingga saat ini. Artinya hampir dua bulan ini, para nelayan tradisional untuk sementara berhenti melaut.
"Akibat cuaca buruk yang terjadi sejak Oktober lalu itu, hingga kini, para nelayan tradisional kita, tak lagi melaut. Jika pun melaut, mereka tidak mendapatkan ikan secara maksimal, bahkan ada yang tidak mendapatkan sama sekali," imbuhnya.
Dia menambahkan, penurunan ikan hasil tangkapan tersebut, berdasarkan laporan dari KUD Mina Fajar Sidik dan KUD Mina Bahari Blanakan kepada KNTI. Kedua KUD Mina terbesar di Kabupaten Subang tersebut, menyebut, selama cuaca buruk produksi ikan hasil tangkapan menurun drastis.
"Penurunan produlsi ikan hasil tangkapan, dirasakan langsung oleh kedua KUD Mina terbesar di Kabupaten Subang, setelah cuaca buruk melanda perairan Pantura Subang," tandas dia.(*)
