Karawang: Menurut penelitian yang menggunakan metode analisis garis pantai (Digital Shoreline Analysis System / DSAS) periode 1990–2018, rata-rata daratan di pesisir Karawang tergerus sekitar 101,28 meter, dengan laju perubahan garis pantai sekitar 3,64 meter per tahun dan semangat memperkuat ketahanan lingkungan dan memulihkan ekosistem pesisir, Fordas Cilamaya Berbunga (FCB) bersama UID PLN Jawa Barat melaksanakan penanaman 15.000 pohon mangrove di kawasan konservasi Mangrove di desa Muara Cilamaya, Cilamaya Wetan, Karawang.
Kegiatan ini digelar sebagai bagian dari peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI), sebuah momentum nasional untuk mengajak masyarakat kembali menumbuhkan kesadaran menjaga bumi.
Menurut Muslim Hafidz, Ketua Fordas Cilamaya Berbunga "Program penanaman mangrove ini tidak hanya bertujuan menghijaukan pesisir, tetapi juga menjadi langkah strategis mengurangi ancaman abrasi, meningkatkan kualitas ekosistem laut, serta memperluas habitat biota pesisir. Mangrove dipilih karena kemampuannya menahan gelombang, mengikat sedimen, menyerap karbon, dan memberikan manfaat ekologis yang besar bagi masyarakat".
Melalui kolaborasi ini, Fordas Cilamaya Berbunga dan UID PLN Jawa Barat berharap dapat menghadirkan perubahan nyata dan berkelanjutan bagi wilayah pesisir Karawang. Penanaman 15.000.
"Kegiatan ini juga menjadi ajakan bagi seluruh elemen masyarakat, pemerintah, dunia usaha, hingga komunitas lokal untuk bersama-sama menjaga dan merawat pesisir. Karena masa depan lingkungan bukan hanya tentang berapa banyak pohon yang kita tanam, tetapi tentang seberapa besar komitmen kita untuk menjaganya" ujar Lulusan Mahasiswa Pascasarjana Universitas Indonesia.(*)

