Scroll untuk melanjutkan membaca

Komisi IV DPR Soroti Tantangan Berat Sektor Pertanian

Jakarta: Sektor pertanian dinilai menghadapi tantangan berat akibat iklim ekstrem dan tekanan produksi nasional meningkat. Komisi IV DPR RI menyoroti urgensi langkah cepat untuk menjaga ketahanan pangan.

(Dari kanan ke kiri) Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Hariyadi (Titiek Soeharto) dan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman saat sesi bersama wartawan di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (24/11/2025)
(Dari kanan ke kiri) Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Hariyadi (Titiek Soeharto) dan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman saat sesi bersama wartawan di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (24/11/2025)

Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Hariyadi (Titiek Soeharto) menjelaskan kompleksitas ancaman yang menghambat capaian produksi strategis. Ia menyebut perubahan iklim, kekeringan, Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), dan pergeseran pola tanam sebagai faktor utama.

“Semua ini berpengaruh pada luas tanam, produktivitas, dan pencapaian komoditas strategis kita,” kata Titiek dalam Rapat Kerja Komisi IV DPR RI bersama Menteri Pertanian di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (24/11/2025). Ia menekankan kebutuhan percepatan program teknis untuk menjaga pasokan pangan.

Titiek juga menyinggung tekanan fiskal yang memengaruhi pelaksanaan anggaran Kementerian Pertanian. Ia menjelaskan kebijakan efisiensi harus dikelola presisi agar output tetap optimal.

Dalam rapat kerja itu, ia menegaskan perlunya penyusunan program adaptif menghadapi tantangan nasional. Ia meminta perencanaan 2026 mengutamakan kesiapan teknis dan efektivitas anggaran.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman memaparkan percepatan target swasembada dari Presiden. “Target empat tahun dipercepat menjadi hanya satu tahun,” ujar Amran.

Menurutnya, percepatan dilakukan karena situasi pangan global menuntut langkah cepat pemerintah. Ia menegaskan Kementerian Pertanian (Kementan) harus bergerak melalui program cetak sawah, optimalisasi lahan, dan pompanisasi.

Amran juga menjelaskan dampak blokir anggaran terhadap keterlambatan realisasi serapan tahun berjalan. “Insya Allah akhir tahun kami capai minimal 93 persen,” kata Amran.

Amran menyampaikan capaian produksi beras yang melampaui target nasional tahun 2025. Ia menilai hasil tersebut menunjukkan efektivitas kolaborasi lintas sektor.

Kementan menargetkan peningkatan agresif produksi pangan strategis pada 2026. Fokus diarahkan pada padi, jagung, dan komoditas lain untuk menjaga stabilitas ketahanan pangan nasional.(*)
Baca Juga

Berita YouTube

Berita Terbaru
  • Komisi IV DPR Soroti Tantangan Berat Sektor Pertanian
  • Komisi IV DPR Soroti Tantangan Berat Sektor Pertanian
  • Komisi IV DPR Soroti Tantangan Berat Sektor Pertanian
  • Komisi IV DPR Soroti Tantangan Berat Sektor Pertanian
  • Komisi IV DPR Soroti Tantangan Berat Sektor Pertanian
  • Komisi IV DPR Soroti Tantangan Berat Sektor Pertanian
Posting Komentar
Tutup Iklan