KRI dr. Soeharso-990 dilepas menuju Langsa, sedangkan KRI Teluk Gilimanuk-531 diarahkan ke Lhokseumawe. Dari Surabaya, KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat-992 bertolak menuju Sibolga. KRI Semarang-594 bergerak menuju Nias, sementara KRI Sutedi Senaputra-378 dari Belawan bergabung memperkuat distribusi bantuan di Aceh.
Dua kapal rumah sakit KRI dr. Soeharso dan KRI dr. Radjiman menjadi pusat layanan kesehatan bergerak. KRI dr. Soeharso membawa tenaga medis organik kapal serta 80 personel Batalyon Kesehatan Marinir berikut fasilitas rumah sakit lapangan lengkap.
Logistik dasar seperti makanan, obat, pakaian, dan tabung oksigen juga dimuat secara bertahap.
Di sisi lain, KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat-992 mengangkut tim medis dan peralatan kesehatan dengan kapasitas penanganan pasien dalam jumlah besar.
Komando Daerah Angkatan Laut di wilayah barat hingga timur mengoordinasikan pemuatan logistik dari pangkalan masing-masing.
Operasi ini turut diperkuat unsur penyelamat dari Satkopaska dan Dislambair untuk pencarian serta evakuasi di area yang sulit dijangkau. Lima helikopter akan di onboard kan ke kapal-kapal tersebut untuk misi pengintaian udara dan pengiriman bantuan cepat ke titik-titik terisolasi.
Pasukan cadangan dari Yonmarhanlan di berbagai daerah juga disiagakan sebagai unsur tambahan jika situasi di lapangan membutuhkan pengerahan lebih luas.
Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana TNI Muhammad Ali, menegaskan bahwa percepatan bantuan menjadi fokus utama seluruh unsur Angkatan Laut.
“Setiap menit sangat berarti bagi warga yang terdampak bencana. TNI AL berkewajiban memastikan bantuan, tenaga medis, dan upaya penyelamatan dapat tiba tepat waktu,” ujarnya.
Ia juga meminta seluruh personel menjaga intensitas koordinasi dengan unsur pemerintah daerah dan instansi penanggulangan bencana.
“Keberadaan KRI dan pasukan kami harus bisa memberi manfaat nyata. Dalam situasi darurat seperti ini, kecepatan dan ketepatan menjadi kunci,” tambahnya.
Dengan pengerahan ini, TNI AL memperkuat operasi kemanusiaan di tiga provinsi terdampak, melalui kombinasi pengiriman logistik, layanan medis, dan evakuasi lintas moda secara terpadu.(*)



