Lumajang: Belasan warung yang berada di sekitar Jembatan Besuk Kobokan, Kabupaten Lumajang, terpaksa dibongkar petugas gabungan pada Minggu, 30 November 2025.
Lokasi warung-warung tersebut berada di zona merah dan dinilai membahayakan keselamatan warga maupun pengguna jalan karena rawan terpapar material erupsi Gunung Semeru.
Satu per satu bangunan semi permanen, termasuk warung kopi di sepanjang jalur Perbukitan Piket Nol, Desa Sumberwuluh, dibongkar oleh tim gabungan yang terdiri dari Satpol PP, Balai Besar Jalan Nasional Kementerian PUPR, serta Perum Perhutani.
Pembongkaran dilakukan karena warung-warung itu berdiri di sempadan aliran Sungai Besuk Kobokan, area yang kerap terdampak abu vulkanik, banjir lahar, dan aliran awan panas saat Gunung Semeru erupsi.
Beberapa pemilik warung memilih ikut membantu membongkar lapak mereka sendiri untuk menyelamatkan material bangunan yang masih bisa digunakan.
Meski berat hati, para pemilik warung mengaku menerima keputusan tersebut demi keselamatan bersama. Mereka telah berjualan di kawasan wisata jalur menuju Semeru itu sejak lama, jauh sebelum bencana erupsi terjadi.
"Iya, kita harus mengikuti aturan demi keselamatan bersama. Meski sudah lama sekali kita berjualan di sini. Semoga dua atau tiga bulan lagi kami bisa berjualan lagi," ujar Samsi, salah satu pemilik warung.
Sebagaimana diketahui, Daerah Aliran Sungai Besuk Kobokan merupakan salah satu wilayah yang terdampak banjir lahar dan awan panas Gunung Semeru pada 19 November 2025.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah mengeluarkan aturan agar masyarakat tidak melakukan aktivitas dalam radius 500 meter di sepanjang aliran sungai tersebut.
Meski status Gunung Semeru kini telah diturunkan ke Level III pascaerupsi, pemantauan tetap dilakukan secara intensif dan warga diminta terus meningkatkan kewaspadaan.(*)


