Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Barat, Bambang Tirtyuliono, mengungkapkan bahwa Pemerintah Provinsi Jabar telah berhasil memberikan intervensi sambungan listrik kepada lebih dari 75.000 Kepala Keluarga (KK) melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) pada tahun 2025.
Bantuan ini terbagi dalam dua tahap, menyasar 3.318 KK pada tahap pertama dan 72.720 KK pada tahap kedua.
Secara kumulatif, dengan dukungan dari program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) Kementerian ESDM dan Corporate Social Responsibility (CSR) badan usaha, total bantuan sambungan listrik di Jabar pada tahun yang sama mencapai 92.400 KK.
“Komitmen Pemprov Jabar untuk memberikan layanan akses listrik kepada masyarakat kategori tidak mampu sudah masif sejak tahun-tahun sebelumnya. Dari 2021 hingga 2024, kami sudah total membantu 418 ribu KK,” ujar Bambang pada Rabu, 3 Desember 2025, menambahkan bahwa intervensi melalui APBD tahun ini sekitar 75.000 KK, di luar dukungan dari pemerintah pusat dan badan usaha.
Wilayah sasaran program Jabar Caang pada tahun ini hampir menjangkau seluruh kota/kabupaten di Jabar, mencakup kurang lebih 1.800 desa dan kelurahan. Untuk menjamin efektivitas pembiayaan dan percepatan layanan, Pemprov Jabar telah memperkuat kolaborasi dengan PLN dan Kementerian ESDM.
“Dari awal, kami lakukan rekonsiliasi data yang menjadi poin agar bisa berikan layanan percepatan dan akurasi data terhadap pelaksanaan program Jabar Caang. Ini harus sinkron supaya intervensi pembiayaannya efektif,” jelas Bambang, menekankan pentingnya sinergi data antara Pemprov, PLN, dan Kementerian ESDM.
Integrasi Energi Bersih dan Pertumbuhan Ekonomi
Program ini tidak hanya berfokus pada elektrifikasi, tetapi juga diintegrasikan ke dalam Rencana Umum Energi Daerah (RUED), khususnya dalam pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT). Bambang menuturkan, pencapaian bauran EBT di Jabar telah menyentuh 24 persen, melampaui target nasional sebesar 21 persen.
“Pencapaian ini menunjukkan kesadaran pemanfaatan EBT berbagai industri di Jabar sudah luar biasa tinggi,” imbuhnya.
Manager Komunikasi dan Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) PLN UID Jawa Barat, Nurmalitasari, menegaskan komitmen PLN dalam mendukung Jabar Caang, termasuk perluasan jaringan di daerah terpencil.
“Keberadaan listrik di daerah terpencil akan sangat membantu, anak bisa belajar di malam hari, UMKM terbantu,” kata Nurmalitasari.
PLN juga menjalankan program swadaya, Light Up The Dream (LUTD), yang mekanismenya disinkronkan dengan program pemerintah daerah. Program ini merupakan inisiatif kerelawanan karyawan untuk membantu masyarakat membayar biaya penyambungan listrik.
Bambang berharap listrik yang tersambung ini tidak hanya menjadi penopang kualitas hidup, tetapi juga pendorong utama ekonomi kerakyatan di daerah tersebut.
"Bagi penerima manfaat Jabar Caang, harapannya tidak hanya meningkatan kualitas hidup, tapi juga ekonomi kerakyatan bisa tumbuh di sana sehingga bisa entaskan kemiskinan," tutupnya.(*)

