Headline
---

Awas PKI Ancaman Untuk Indonesia

KARAWANG-PEKA-.Partai Komunis Indonesia (PKI) yang menjadi buah bibir elit politik akan di hidupkan kembali oleh Presiden Jokowi, mendapatkan reaksi besar dari masyarakat. Semisal FPI Karawang, LSM NKRI. Tak terkecuali oleh Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) Dapil Jabar VII, Dadang S Muctar.

Menurutnya, Negara kecolongan bila ada gerakan PKI muncul di tengah tengah masyarakat. PKI memiliki sejarah buruk di Negara ini. Sehingga bila PKI muncul kembali mendapatkan reaksi besar. Apalagi dari kalangan TNI yang pada saat itu terjadi peristiwa yang menyakitkan.

Dasim, sapa akrabnya mengatakan, PKI merupakan ancaman untuk Indonesia. Oleh karena itu, Dasim tidak mengharapkan PKI kembali lagi ada ditengah-tengah masyarakat, khawatir hal serupa terulang kembali.

Kata dia, seperti diketahui dalam sebuah buku sejarah atau film gerakan PKI pada saat itu melakukan pembantaian dan penyiksaan. Karena ada sekelompok orang yang menginginkan Indonesia menjadi komunis. Namun dengan perlawanan bela Negara hingga kini Indonesia tetap Pancasila.

Dengan demikian, Dasim meminta kepada pemerintah untuk melakukan penayangan film gerakan pemberontokan PKI di jaman dulu. Hal ini supaya masyarakat mengetahui. Khususnya untuk pelajar. Dasim membandingkan jaman dulu, setiap akhir bulan tepatnya tanggal 30 ada penayangan film GS30 PKI. Tujuan supaya pelajar mengetahui peristiwa banjir darah pada saat itu. Akan tetapi, sekarang sudah terjadi degradasi tinggi. Teknologi canggih, namun program penayangan film sejarah malah minim. Ini menjadi hal koreksi besar untuk pemerintah Karawang.

Bahkan gambar Pancasila, Undang-Undang Dasar, Peta Indonesia sudah memudar di ruangan kelas pelajar. Lebih ironis lagi, bila pelajar kita hafal dan paham tentang Pancasila, UUD, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI. Padahal itu pondasi utama yang harus diketahui selaku warga Negara.

Sebab itu, Dasim turun ke setiap sekolah melakukan sosialisasi empat pilar kebangsaan supaya pelajar mengetahuinya. “Kedatangan saya ke SMPN 1 Telagasari untuk mengingatkan anak-anak dan guru mengenai Pancasila, UUD, Bhineka Tunggal Ikan NKRI. Apalagi sekarang ini paham PKI mulai muncul lagi. Maka perlu sekali sosialisasi Pilar Kebangsaan kepada masyarakat, khususnya pelajar supaya perkuat keteguhan pertahankan NKRI,” katanya, Sabtu (28/5) di SMPN 1 Telagasari.

Meski dibatasi waktu, namun tidak menghilangkan esensi sosialisasi ini. Menurut Dasim, guru pelajaran kewarga negaraan atau PPK perlu menjelaskan tentang PKI ke anak muridnya.

“Agar mereka tau peristiwa dulu seperti apa, buktinya di abadikan dalam monument di Jakarta,” ulasnya.

Salah seorang siswa SMPN 1 Telagasari, Ihsan S Anwar, menyampaikan, jika ada masyarakat yang mengenakan atribut PKI apakah kena sanksi atau tidak? Menjawab itu, Dasim menyatakan tugas aparat kepolisian dan TNI untuk mengamankan.

“Dulu bila ada keturunan PKI sudah ada ciri. Tetapi sekarang sudah membedakan. Yang jelas bila ada yang mengenakan atribut PKI bisa diamankan,” jelasnya.

Kepal SMPN 1 Telagasari, Jamal Yusup, mengakui bila perlu ada sosialisasi pilar kebangsaan. Menurutnya, ada pelajaran yang bagus namun dihapus pemerintah. “Dulu ada pelajaran seperti bela Negara. Tetapi sekarang sudah ditiadakan, padahal itu bagus,” ujarnya.

Untuk menjaga keamanan Negara dari isu muncul PKI, perlu ada sosialisasi kebangsaan dari pemerintah. “Supaya masyarakat mengetahui, dan berhati-hati lagi,” tandasnya.#OC.
Baca Juga:
Posting Komentar
Tutup Iklan