Breaking News
---

Dadang S Muchtar Dorong Film G30SPKI Ditayangkan Lagi

KARAWANG, PEKA. - Film pemberontakan PKI yang biasa ditayangkan pada tanggal 30 September, pada era orde baru seharusnya ditayangkan kembali, agar para generasi muda khususnya kalangan pelajar paham bahaya laten PKI.
Berikut diungkapkan oleh Anggota Komisi II DPR RI, yang juga merupakan mantan Bupati Karawang, Dadang S Muchtar saat diwawancarai pada Senin, 30 Mei 2016.
Menurut Dadang S Muchtar yang akrab disapa Dasim ini, sekarang sudah terjadi degradasi tinggi, meski teknologi semakin canggih, namun program penayangan film sejarah malah minim. Ini menjadi koreksi besar bagi Pemerintah.
"Negara kecolongan bila ada gerakan PKI muncul di tengah-tengah masyarakat. PKI memiliki sejarah buruk di Negara ini, Sehingga bila PKI muncul kembali jelas akan mendapatkan reaksi besar. Apalagi dari kalangan TNI yang pada saat itu mengalami peristiwa yang menyakitkan," ujarnya.
Oleh karena itu, menurutnya bangsa Indonesia tidak mengharapkan PKI kembali lagi karena khawatir akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Seperti diketahui jika kita lihat dalam sebuah buku sejarah atau film gerakan PKI pada saat itu melakukan pembantaian dan penyiksaan, hanya dikarenakan keinginan mengubah Indonesia menjadi Negara Komunis," katanya, seraya menambahkan namun dengan perlawanan bela Negara hingga kini Indonesia tetap berada dalam Pancasila.
Selain penayangan film, Dasim menilai di sekolah-sekolah pada saat ini gambar Pancasila, Undang-Undang Dasar, Peta Indonesia sudah memudar di ruangan kelas pelajar.
"Lebih ironis lagi, bila pelajar kita tidak hafal dan paham tentang Pancasila, UUD, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI. Padahal itu fondasi utama yang harus diketahui selaku warga Negara Indonesia," katanya.
Sebab itu, Dasim turun ke setiap sekolah melakukan sosialisasi empat pilar kebangsaan supaya pelajar mengetahuinya, "Hal ini untuk mengingatkan anak-anak dan guru mengenai pentingnya Nasionalisme Apalagi sekarang ini paham PKI mulai muncul lagi. Maka perlu sekali sosialisasi Pilar Kebangsaan kepada masyarakat, khususnya pelajar supaya perkuat keteguhan pertahanan NKRI," katanya.
Selain itu menurut Dasim, guru pelajaran Kewarganegaraan atau PPK perlu menjelaskan tentang PKI ke anak muridnya. "Agar mereka tau peristiwa dulu seperti apa, buktinya kan diabadikan dalam monumen di Jakarta," ujarnya.
Dasim juga menyatakan apabila ada masyarakat yang menggunakan atribut PKI maka itu adalah tugas aparat Kepolisian dan TNI untuk mengamankannya."Dulu bila ada keturunan PKI atau anggota PKI sudah ada ciri jelasnya, tetapi sekarang sudah sulit membedakannya, sehingga kita harus waspada," ujarnya.
Oleh karenanya Dasim berharap dengan sosialisasi empat pilar kebangsaan ini, tak akan ada lagi generasi muda yang terbawa-bawa masuk ke jaringan PKI atau memakai dengan sembarang atribut PKI tanpa mengerti betapa pedihnya bangsa Indonesia mempertahankan NKRI.#PR
Baca Juga:
Posting Komentar
Tutup Iklan