Kabid Perikanan Budidaya Dinas Perikanan Kabupaten Karawang tak membantah saat dikonfirmasi yang disampaikan Jamaludin,untuk  Konvensasi Pertamina belum dibayar untuk warga Karawang di pesisir utara.
Kabid Perikanan Budidaya Karawang

Memang janjinya Pertamina akan membayar segera tapi realitanya dari 9500 orang kali dua bulan belum dibayarkan kompensasinya,baru sebatas dipanjar doang (uang muka,red),ujar H.Supriadi,SP.MP kepada Pelita Karawang via telepon.

Kami juga minta pihak pertamina meralisasikan usulan tambahan,jangan sampai digantung terus karena yang repot pihak dinas juga.Perlu diketahui juga kami tidak menerima uang itu karena semua masuk ke rekening warga,tambahnya
Kemudian katanya,sangat benar dan memang kenyataan di lapang demikian antara  Konvensasi masih belum beres dan terdampak ekosistem semakin parah di utara Karawang,tegas Kabid Perikanan Budidaya Dinas Perikanan.

Kadis DLHK juga saat dikonfirmasi berkaitan ungkapan Jamaludin,H.Wawan Setiwan ,ia tak membantahnya pula.

Insya Allah segera ditindaklanjuti segera untuk kerusakan ekosisitem atau Amdal di sana,Tegas Wawan Setiawan Kadis LHK Karawang via telepon.


Sebelumnya dikabarkan akan sesal aktivis lingkungan hidup sekaligus warga Kecamatan Cibuaya oleh sikap Pertamina yang belum membereskan  Konvensasi kepada masyarakat di tepi pantai laut utara Kabupaten Karawang.(20/4/2020).

Bahkan kali ini lebih tegas sebutkan,saya meminta Ahok sebagai Big Bos -nya Pertamina segera merealisaikan sejumlah tuntutan warga selain  Konvensasi yang belum beres demi hajat orang banyak dan kelangsungan ekosisitem di pantai Cemara ataupun sepanjang tepi utara pantai Karawang,tegasnya.


Silakan rekan media atau siapa datang ke lokasi,ini faktual terdampak lingkungan akibat bocornya pipa gas Pertamina.Perlu diketahui saja,jelasnya.Untuk memulihkan keadaan dampak lingkungan ini khusus ekosistem botaninya membutuhkan waktu lama dan tidak akan beres setahun atau dua tahun,tandas Jamaludin.

Ini bukan hanya persoalan sosial dan kemanusian dengan Konvensasinya tapi kelangsungan hidup masyarakat.Lihat saja rumah-rumah warga (foto,red) berbalut hitam pekat dan itu sangat berbahaya pasti bagi kulit manusia,ucap Jamaludin,yangg sesalnya sangat ketera dari nada bicaranya.

Kabar sebelumnya dituliskan,jangan hanya karena lagi Pandemi Corona jadi semuanya terdiam untuk terdampak lingkungan akibat kebocoran pipa Pertamina,itu harus tetap tersuarakan dan dibereskan.

Bolehlah,untuk masalah  Konvensasi ke warga sudah ada walau hitungannya kurang manusiawi dan belum semua sampai detik ini.

Bagimana dengan terdampak lingkungannya akibat kebocoran, apakah Pertamina mau memcuci tangan dan jaga jarak lalu pakai masker seperti himbauan Pemerintah untuk menghindari wabah Corona.Demikian disampaikan Jamaludin salah satu warga di Kecamatan Cibuaya.(19/4/2020).

Pertamina harus bertanggungjawab dengan matinya tumbuhan Mangrove dan masih buteknya air termasuk rumah-rumah warga,batu-batuan atau pasir yang masih berbalut minyak di sepanjang pesisir pantai Karawang,tegas aktivis lingkungan tersebut.

Konvensasi berupa uang yang diberikan kepada warga oleh pihak Pertamina,itu wajib karena menyangkut hajat orang banyak,tetapi terkait ekosistem atau habitat lainnya yang tercemar adalah kelangsungan kehidupan masa kini dan kedepan,jangan diabaikan dan tak dipedulikan oleh pihak pertamina,Tandas Jamaludin.
Saya yakin dengan hadir seorang Ahok sebagai orang nomor satu di Pertamina akan punya nyali dan memliki lebih kepedulian kepada lingkungan utama kepada warga sekitar di pantai Karawang,ungkapnya.

Kami sampai saat ini masih menunggu sejuahmana tentang keberesan lingkungan oleh Pertamina demi kebersihan lingkungan pantai Karawang dan bila dalam waktu dekat tidak beresan,jangan salanhkan kami bila berbuat lebih seperti menuntut hak  Konvensasi buat warga yang terdampak kebocoran pipa Pertamina,pungkasnya.**red