Breaking News
---

Mendikbud Diprotes Keras Akibat Bakal Permannenkan Pendidikan Jarak Jauh

Poltisi PDI Perjuangan, Tina Toon mengkritik keras wacana kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim yang akan permanenkan pendidikan jarak jauh (PJJ).

Penyanyi sekaligus anggota DPRD DKI Jakarta itu menyoroti wacana Nadiem, karena pembelajaran jarak jauh untuk anak sekolah akan dipermanenkan, meski pandemi Covid-19 sudah berakhir.

Kritikan itu disampaikan politikus PDI Perjuangan itu lewat akun Instagram Story miliknya. “Terus smartphone dan gadget dan kuota internetnya semua dibayarin mas menteri?,” ungkap Tina Toon, baru-baru ini.

Pelantun Bolo Bolo itu menilai tidak semua masyarakat mampu membeli handphone ataupun kuota internet. Apalagi menurut Tina Toon, masih banyak masyarakat yang buta teknologi.

“Kan enggak semua masyarakat orang kaya. Kan enggak semua masyarakat melek teknologi kayak di kota besar, yang di pelosok-pelosok gimana?,” bebernya.

Tina Toon juga menyertakan bukti bahwa banyak orang tua yang mengeluh soal penerimaan anak di sekolah.

“Ini salah satu dari banyak laporan dari wilayah soal PPDB, yang berprestasi tidak mendapatkan perlakuan fair, yang penghasilannya kurang tidak mendapatkan sekolah negeri harus bayar sekolah swasta, zona umur diprioritaskan,” imbuh Tina Toon.

Sebelumnya, Nadiem Makarim mengatakan pandemi Covid-19 telah mengubah peta jalan dan sistem pendidikan di tanah air.

Nadiem menyebut pembelajaran jarak jauh (PJJ) dalam dunia pendidikan dapat diterapkan selamanya meski pandemi Covid-19 telah berakhir.

“Pembelajaran jarak jauh, ini akan menjadi permanen. Bukan pembelajaran jarak jauh pure saja, tapi hybrid model,” kata Nadiem saat rapat dengan Komisi X DPR secara virtual, Jakarta, Kamis (2/7/2020).

Menurut Nadiem, pelajar, guru, hingga kepala sekolah saat ini memang masih mengalami kesulitan dalam penerapan PJJ, karena sebelum-sebelumnya dilakukan tatap muka di sekolah.

“Jadi kesempatan kita untuk melakukan berbagai macam efisiensi dan teknologi dengan software, dengan aplikasi dan memberikan kesempatan bagi guru, kepala sekolah, siswa melakukan berbagai macam hybrid model atau school learning management system,” papar Nadiem.

“Ini merupakan sebuah tantangan dan ke depan akan menjadi suatu kesempatan untuk kita,” tandas Nadiem Makarim.***

Baca Juga:
Posting Komentar
Tutup Iklan