Asisten Deputi Kerjasama Ekonomi Asia Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian Bobby C. Siagian mengatakan, sebagai salah satu proyek strategis nasional, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Jawa-1 terus menjadi perhatian pemerintah. Pembangunan pabrik setrum berkapasitas 1.760 megawatt (MW) ini juga menjadi bagian dari proyek ketenagalistrikan 35.000 MW.

Pejabat Kemenko Perekonomian Saat Monitoring Kontruksi PLTGU Jawa 1 di Cilamaya

Bersama beberapa staf, Bobby melakukan kunjungan monitoring langsung ke site project PLTGU Jawa-1 di Kecamatan Cilamaya Wetan, Karawang, Jawa Barat. "Kami selalu memonitor progress proyek strategis nasional, termasuk PLTGU Jawa-1, terutama apabila ditemukan hal-hal yang mungkin menghambat kemajuan proyek," kata Bobby, Kamis (18/2).

Pada kesempatan itu, Plt Direktur Utama PT Jawa Satu Power (JSP) Indra Trigha, Direktur Finance JSP Takeshi Minowa, Direktur Operasi PT Pertamina Power Indonesia Dody Budiawan, da Director of HC & Corporate Service Achmad Syaihu Rais langsung menemui rombongan dari Kemenko Perekonomian. Indra mengatakan, konstruksi PLTGU Jawa-1 tetap berjalan di tengah Pandemi Covid-19 dengan pelaksanaan protokol kesehatan secara ketat.

Saat ini, perkembangan konstruksi pembangkit sedang dalam tahap pre-commisioning. Indra juga menyampaikan optimismenya ihwal penyelesaian konstruksi sesuai target.

Proyek IPP Jawa-1 direncanakan akan mencapai tahap Commercial Operating Date (COD) pada Desember 2021. Soalnya, "Hingga akhir Januari lalu, progres konstruksi sudah mencapai 94,5%," kata Indra.

Dalam pencapaian ini, JSP tengah menunggu kedatangan kapal Floating Storage and Regassification Unit (FSRU) Jawa Satu. Kapal yang dibuat di Korea Selatan ini telah berlayar sejak awal Januari lalu. Saat ini kapal tengah bersandar di Terminal Liquefied Natural Gas (LNG) milik PT Badak LNG dan menjalani proses cooling down atau pendinginan untuk semua fasilitas regasifikasi dan tangki LNG. "Kami harapkan kapal FSRU tersebut tiba di perairan Patimban pada 23 Februari 2021," kata Indra.

Fasilitas pendukung PLTGU Jawa-1 lainnya adalah pembangunan Jaringan Transmisi atau Transmission Line (TL) yang membentang dari Kabupaten Karawang hingga Kabupaten Bekasi di lokasi Sub Stasiun (SS) atau Gardu Induk Cibatu. "Pasca konstruksi selesai, JSP dan PLN tengah melakukan proses energizer atau mengaliri jaringan transmisi yang sudah ada dengan listrik," kata Indra.

Selanjutnya, Minowa menambahkan, JSP juga tengah menyiapkan tim operasi dan pemeliharaan atau operation and maintenance (O&M) dengan melakukan serangkaian pelatihan. Dia berharap, pelatihan ini mampu menyiapkan SDM yang handal untuk mengoperasikan PLTGU nantinya.

Setelah mendengar dan melihat langsung proyek ini, Bobby mengappresiasi apa yang sudah dilakukan JSP dan mitra konstruksinya. "Saya harap JSP tetap menjaga kemajuan konstruksi sesuai yang sudah direncanakan," kata Bobby.

Proyek IPP Jawa-1 ini dimiliki oleh konsorsium PT Pertamina Power Indonesia, Marubeni, dan Sojitz dengan komposisi kepemilikan masing-masing PPI 40%, Marubeni 40%, dan Sojitz 20%. Untuk menjalankan proyek terintegrasi ini dibentuk dua project company yaitu PT Jawa Satu Power (JSP) dan PT Jawa Satu Regas (JSR).

JSP bertanggung jawab untuk melakukan desain, konstruksi, dan mengoperasikan PLTGU Jawa-1, transmission line, substation serta switchyard facilities. Sedangkan JSR bertanggung jawab atas desain dan konstruksi serta pengoperasian fasilitas FSRU. 

Komposisi kepemilikan saham JSP mengikuti komposisi konsorsium IPP Jawa-1. Adapun komposisi kepemilikan saham JSR adalah PPI 26%, Marubeni 20%, Sojitz 10%, PT Humpuss Intermoda Transportasi 25%, dan Mitsui O.S.K Lines (MOL) 19%.. (rd/rls)