Irwan Purba (48), seorang tukang becak motor di Balige, Kabupaten Toba hanya bisa berpangku tangan, sebab penumpang tak ada. Selama masa pandemi kurang lebih setahun, ia mengisahkan pendapatannya drastis menurun. Satu hal yang ia keluhkan adalah penghasilan yang akan digunakan untuk kebutuhan sekolah keempat anaknya.

Foto Ilustrasi : Tulang Beca lagi ngetem

Sebagai seorang ayah, ia menuturkan bahwa dirinya mengalami kesulitan ekonomi, dan yang paling parah adalah di masa penyekatan yang dimulai sejak hari Kamis (6/5/2021) hingga Senin (17/5/2021).

"Yang paling parah saat penyekatan ini, pas pula masa liburan Ramadan dan Idulfitri 1442 H, kan. Ini kesempatan kita kian untuk panen penumpang yang akan berwisata ke sini," ujarnya di Balige, Kamis (6/5/2021).

Dari ceritanya, ia kerap kewalahan mengantarkan penumpang yang akan menuju tempat wisata yang notabene relatif dekat dari pangkalan becak. Sehingga selama satu hari, ia mampu memeroleh penghasilan lebih dari Rp100 Ribu per hari.

Liburan kali ini, yang ditunggu-tunggu para penarik becak ternyata memiliki cerita berbeda. Penghasilan Irwan Purba saat liburan ini dalam sehari tak lebih dari Rp20 Ribu per hari.

"Sudah sejak Covid-19 ini kita sengsara karena enggak ada penumpang. Ditambah lagi hari ini sudah ada penyekatan lagi. Makin parahlah. Dulu, kita bisa dapat lebih dari Rp100 Ribu, tapi sekarang Rp.20 Ribu pun sulit," sambungnya.

Sejumlah lokasi pangkalan becak, terlihat sejumlah pengemudi becak duduk-duduk dan bercengkerama sambil menunggu penumpang. Ia bercerita bahwa hingga tengah hari, ia baru mendapatkan satu penumpang dengan jarak dekat.

Foto ilustrasi : Abang Beca bawa penumpang

"Dari tadi cuman satu, ongkos Rp10 Ribu lah. Itulah dari tadi," ungkapnya.

Ayah dari empat anak ini terus berjuang sebab saat ini anaknya tengah menjalani masa pendidikan, butuh banyak biaya.

"Mau gimana lah, uang sekolah dan kebutuhan dapur tak bisa berkurang. Malah makin banyak di masa Covid-19 ini. Tapi penghasilan tidak ada. Kita masih kasih kesehatan hingga saat ini, kita cuman bisa berserahlah," ungkapnya dengan nada lemas.

Penyekatan yang dimulai sejak hari ini memang membuat kendaraan di sepanjang jalan utama di Balige terlihat sepi. Sejumlah bus angkutan umum parkir dan tak beroperasi.

Hasil pantauan terlihat kendaraan yang melintas berupa truk, sepeda motor dan sejumlah mobil pribadi yang bernomor polisi kawasan Toba.

Dari informasi yang berhasil dihimpun, ada tiga kawasan penyekatan yang ada di Kabupaten Toba, yakni: kawasan Tampahan, Simangkuk, dan Aek Natolu.

"Untuk Toba ini ada tiga titik penyekatan, yakni: Tampahan untuk para pemudik yang akan datang dari Tarutung, Sibolga atau daerah  lain. Yang kedua di kawasan  Simangkok bagi pemudik dari kawasan Labura ataupun daerah Asahan. Dan di Aek Natolu untuk kawasan  yang datang dati arah Medan," ujar dr. Pontas Batubara, (3/5/2021). 

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa pejalan yang diperbolehkan melintas adalah mereka yang sedang membawa logistik, sedang sakit atau hamil, dan menyertakan surat perjalanan dinas. 

"Yang pertama memiliki  surat perjalanan dinas. Yang kedua, logistik. Yang ketiga, yang membawa  yang sakit atau sedang hamil," tuturnya. 

Setelah menunjukkan tiga lokasi penyekatan, pihaknya juga akan menyiapkan personil yang ikut dalam penyekatan tersebut, antara lain: Polri, TNI, Satpol PP, dan Satgas Covid-19. 

"Selain  Polri, ada juga TNI, Satpol PP, Dinas Kesehatan, Satgas Covid-19," pungkasnya.***red/ril