Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikburistek) terus mendorong peningkatan jumlah praktisi industri untuk bisa mengajar di SMK. Menurut Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim, kurikulum sekolah perlu untuk disusun bersama-sama dengan industri guna menjaga relevansi lulusan dengan kebutuhan dunia usaha dunia industri (DUDI).

“Kalau masalahnya pandemi sehingga magang tidak bisa dilakukan, maka dinas pendidikan maupun pemda harus mencari cara agar hak anak untuk bisa magang di industri, paling tidak satu semester bisa dipenuhi. Mohon itu diperjuangkan terutama oleh para kepala sekolah,” pesan Nadiem, seperti dikutip dalam rilis Kemendikbudristek di Jakarta, Sabtu (23/10/2021).

Saat berdialog di SMK Plus Khoiriyah, Jombang, Kamis (21/10)., Mendikbudristek juga mengungkapkan, saat ini SMK dapat menerapkan multi disiplin keahlian untuk menjawab tantangan masa depan. “Jadi anak-anak dirotasi dari berbagai bidang. Ada yang mendapat pembelajaran kewirausahaan tapi anak-anak multimedianya juga terlibat di situ. Inilah percampuran berbagai disiplin ilmu,” katanya.

Dunia kerja, kata Nadiem, lebih menghargai lulusan yang menguasai berbagai kompetensi. Hal tersebut menjadi nilai tambah seorang lulusan SMK masa depan. "Kita ingin SMK itu bertukar program, paling tidak, siswa bisa mencicipi disiplin kejuruan lain agar mereka mendapatkan perspektif lain mengenai pekerjaan mereka," ungkapnya.

Sekilas, Mendikbudristek mengungkapkan bahwa tahun ini, Kemendikbudristek terus mengembangkan implementasi SMK Pusat Keunggulan (SMK PK) untuk memperbesar kompetensi kejuruannya. “Jadi, kapasitas belajar praktiknya dibesarkan. Jangan sampai lulusan SMK kompetensinya tidak jauh berbeda dengan lulusan di luar kejuruan," katanya.

"Jangan tanggung-tanggung untuk mendorong penguasaan kompetisi praktis yang lebih optimal dan masif. Itulah yang dinamakan sekolah kejuruan,” imbuh Nadiem.

Turut hadir mendampingi Mendikbudristek, yakni Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi), Wikan Sakarinto, Direktur SMK Wardani Soegijanto, perwakilan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMK Kabupaten Jombang, perwakilan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, dan perwakilan Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang.(ts)