Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo melakukan kunjungan ke areal pesawahan di Desa Gombongsari Kecamatan Rawamerta dalam rangka panen raya pada Sabtu (13/11) kemarin. Tak tanggung-tanggung, Menteri Yasin menyerukan agar mengkampanyekan gerakan panen tiga kali dalam setahun dan menjadikan Karawang sebagai pilot project program yang sudah di gelindingkan bertahun - tahun. 
Rizka Restu Amalia, Anggota DPRD Komisi II Karawang Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)


Menyikapi itu, Anggota DPRD Komisi II Karawang dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Rizka Restu Amalia SH menilai Kementerian Pertanian terlalu ambisius mewujudkan program tersebut tanpa meninjau kesiapan sarana prasarana pengairan dan manajemen kedinasan di setiap wilayah. Menurutnya, hal wajar jika pemerintah menggenjot produksi padi semakin tinggi setiap tahun dengan gerakan tiga kali panen,  namun program tersebut, menurutnya masih kurang realistis. Sebab, jika rumusan (tiga kali panen) tidak benar-benar disiapkan Dinas Pertanian dan sistem pengairan oleh PJT penyuplai air dari hulu hingga hilir, rasa-rasanya masih sulit terwujud. Bahkan, sebut Rizka, jangankan bicara panen, memulai masa tanam saja masih "rebutan" jatah aliran air antara golongan air di hulu, tengah maupun hilir. 


"Dulu ada program Salibu (Turiangisasi) mayoritas gagal, kemudian sekarang di gaungkan lagi tiga kali panen di Karawang, saya kira harus betul-betul di evaluasi dan di rumuskan lagi tuh oleh setiap intansi terkait, " Katanya. 

Dewan Dapil IV asal Desa Muarabaru Kecamatan Cilamaya Wetan ini menambahkan, Pemerintah harus fokus pada program petani milenial dan penambahan kelompok-kelompok tani baru. Beri mereka ruang inovasi di bidang pertanian dan wahana Alat Mesin Pertanian (Alsintan) yang lebih merata. Sehingga, sasaran pemerintah bukan melulu soal produksi, tetapi juga mencari solusi stabilitas harga dan market paska panen yang lebih modern. 

"Jangan lupa, bantuan-bantuan alsintan itu harus sesuai dengan kontur tanah Karawang, baik dari pusat maupun daerah. Harus ada pelatihan khusus bagi petani milenial soal teknisi alsintan, fasilitasi anak-anak muda dan kelompok tani itu wujudkan bengkel-bengkel alsintan, sehingga modernisasi pertanian bisa dirasakan manfaatnya baik dari teknologi maupun teori pertaniannya. Kalau begini, orang akan semakin cinta tani dan menghindari dari niat praktek alih fungsi lahan kedepan, " Tandasnya. (Rd)