Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Dedi Supandi mendorong penerapan Kurikulum Pencegahan dan Penanggulangan Radikalisme dan Terorisme di seluruh sekolah di Jabar sebagai upaya memperkuat jiwa kebangsaan pada generasi muda.



"Dan saya mengapresiasi langkah dari Dinas Pendidikan Kabupaten Garut dengan diterapkannya Kurikulum Pencegahan dan Penanggulangan Radikalisme dan Terorisme," ujar dia di Bandung, Selasa.


Saat ini, Jawa Barat menjadi provinsi pertama di Indonesia yang menerapkan kurikulum tersebut, yakni di Dinas Pendidikan Kabupaten Garut yang didorong oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

Sebagai terobosan, kurikulum tersebut diterapkan untuk tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD),Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Dia mengapresiasi BNPT yang telah berperan aktif mendorong kegiatan pencegahan terorisme di Jawa Barat, termasuk dalam upaya peningkatan wawasan kebangsaan. Menurut dia, hal itu tampak dengan memasyarakatkan sila dan nilai Pancasila melalui permainan anak "Panca Main" yang diperkenalkan di Jawa Barat pada akhir 2021.


"Tentang kurikulum Pencegahan dan Penanggulangan Radikalisme dan Terorisme ini, saya berharap bisa ditiru oleh kabupaten kota se-Jawa Barat," kata dia.

Oleh karena itu, Dedi mengatakan, pemahaman mengenai pencegahan radikalisme di Jawa Barat dapat dilakukan sedari dini.

"Mengapa menjadi sangat penting, karena cara menanamkan pemahaman-pemahaman terkait pencegahan dari radikalisasi dan terorisme ini akan lebih efektif jika dilaksanakan di pendidikan sejak dini," kata dia.

Dia menambahkan kurikulum tersebut ada kesinambungan dengan Kurikulum Wawasan Kebangsaan dan Kurikulum Anti Korupsi yang telah diterapkan untuk level SMA, SMK, maupun SLB.

"Sehingga ada kurikulum yang berjenjang dari mulai PAUD hingga level SMA. Maka, upaya ini menjadi sebuah penguatan bagi generasi yang akan datang untuk berkontribusi besar dalam pencegahan dan penanggulangan radikalisme dan terorisme," kata Dedi Supandi.(Ant)