Seorang pria berinisial RP yang berseteru dengan petugas e-parking besutan Wali Kota Medan Bobby Nasution, menceritakan kronologi kasus yang menjeratnya.

Hal itu disampaikannya di hadapan Kapolda Sumut Irjen Panca Putra Simanjuntak dan Bobby Nasution, saat paparan di Mapolrestabes Medan, Senin (24/5).

RP membantah informasi bahwa dirinya tidak mau membayar parkir. Namun, dia mengatakan parkir itu sudah dibayarnya dengan tunai, bukan dengan elektronik.

"Tetapi Pak, saya bukannya tidak mau bayar parkir, saya mau bayar parkir karena saya maunya cash," ujarnya.

Dia bahkan mengatakan sebelum terlibat cekcok dengan petugas e-parking, dirinya sudah memberikan uang tunai Rp 5 ribu rupiah sebagai uang parkir kepada petugas.

Namun, setelah uang itu diberikan, petugas e-parking itu malah kembali meminta agar dirinya membayar uang parkir dengan sistem elektronik.

"Saya inisiatif bayar dengan cash. Lalu, si tukang parkir ini bilang boleh bayar cash tapi Rp 5 ribu, karena dia minta ya sudah saya kasih dari pada pakai e-toll. Habis itu, beberapa menit lagi dia minta kartu e-toll, Pak. Jadi, saya bukan gak mau bayar," jelasnya.

RP bahkan menyebut juru parkir anak buah Bobby itu sempat dengan lancang memasukkan tangganya ke dashboard mobilnya.

Seorang pria berinisial RP yang berseteru dengan petugas e-parking besutan Wali Kota Medan Bobby Nasution, menceritakan kronologi kasus yang menjeratnya.

Hal itu pun langsung membuat dirinya naik pitam karena merasa petugas e-parking tidak sopan kepadanya.

"Karena saya takut, Pak, karena waktu itu (pas kejadian), tangannya masuk ke dalam dashboard mobil saya langsung, dia tidak ada sopannya," kata RP.

"Tak ada Assalamualaikum, tak ada menyapa langsung minta kartu e-toll, karena yang saya tahu kartu e tol bisa terkuras saldonya makanya saya tidak berani," sambungnya.

Pelaku yang merupakan warga Takengon, Aceh itu mengaku tidak mengenal Bobby Nasution. Dia mengira Bobby yang disebut oleh petugas parkir itu adalah nama preman yang mengurusi parkir di daerah tersebut.

"Sebelumnya, saya tidak tau yang namanya Pak Bobby jadi dalam benak saya, Pak Bobby yang saya kira preman. Sampai saya mau ngancam dia (petugas) sebenarnya kami takut karena kami pendatang. Saya takut dia panggil bosnya, kami dikeroyok," ungkapnya.

Meski begitu, pelaku mengakui perbuatannya. Dia turut mengucapkan permintaan maaf kepada petugas e-parking. Selain itu, dia juga meminta maaf kepada Bobby Nasution karena sempat mengancam akan mematahkan lehernya.

"Saya merasa bersalah, karena saya tidak tau. Saya mengucapkan maaf sebesar besarnya, saya bukan bermaksud menghina Wali Kota, Saya tahu Pak Bobby setelah kejadian ini," sebutnya.

Video pelaku yang mengancam akan mematahkan leher Bobby Nasution dan petugas e-parking itu juga viral di media sosial.

Dalam video yang diunggah akun @tkpmedan itu terlihat awalnya petugas e-parking meminta agar uang parkir dibayar dengan sistem elektronik, bukan tunai. Namun, pengemudi mobil itu menolak.

"Lagi pula kita memang disuruh parkir begitu (e-parking)," ujar petugas e-parking itu.

Sontak, pengemudi mobil itu langsung marah dan membentak petugas e-parking.

"Suruh panggilan bos kau kemari," kata pengemudi mobil berambut keriting itu.

"Ini yang nyuruh Pak Bobby," jawab tukang parkir itu lagi.

Namun, pengemudi mobil itu langsung meminta agar petugas e-parking memanggil Bobby Nasution. Dia bahkan mengancam akan mematahkan leher Bobby.

"Kau panggil Pak Bobby itu kemari, biar ku patahkan batang leher Pak Bobby itu sekalian. Mau kau? Atau kau aja ku patahkan batang leher kau mau?," sebutnya. (jpnn)