Breaking News
---

Koorwil Nacep Minta Guru dan Kepsek Tidak Buat 'Rangking' Siswa di Akhir Tahun Ajaran

Mencegah bullying anak dan tensi  kurang baik di internal keluarga, para guru dan Kepala SD di Kecamatan Karawang Timur diminta untuk tidak mencantumkan dan membuat perangkingan siswa, baik secara tertulis di raport maupun urutan pendistribusiannya di masa akhir tahun ajaran 2021/2022 ini. Hal itu di ungkapkan Koorwilcambidik Karawang Timur, Nacep Jamaludin di sela-sela rapat koordinasi bersama para Kepsek, Jumat (26/5/2022). 
Foto : Saat kegiatan di Korwil Karawang Timur



"Lagi pula di Raport Kurikulum 2013 tidak ada format perangkingan, tapi kadang-kadang ada upaya-upaya pemanggilan urutan rangking di sekolah-sekolah. Ini kami larang, dan harap semua guru dan kepsek di Karawang Timur untuk tidak melakukan perangkingan dalam bentuk apapun soal akademik, " Katanya.

Nacep menilai, anak dengan nilai akademik rendah dan tidak dapat rangking, berpeluang menjadi sasaran bullying, sindiran dan cibiran negatif dari orangtua dan lingkungannya sehingga mempengaruhi psikologisnya. Begitupun anak yang biasanya rangking 1 kemudian di tuntut bertahan oleh orangtua/wali muridnya, tapi kemudian mendadak jeblok jadi rangking 2 dan 3, juga tak lepas dari potensi kerenggangan antara siswa dengan orangtuanya yang tidak sesuai harapannya. Bahkan, bukan saja peniadaan rangking, rapor yang merupakan privacy nilai siswa dan orangtuanya, di dorong supaya tidak di banding-banding dan saling contek satu dengan yang lainnya. 

Foto : Koorwilcmbidik Karawang Timur Nacep Jamaludin

"Ini saya mohon dilaksanakan ya, penting untuk mempengaruhi psikologis anak agar tetap terjaga dan terhindar dari perundungan, " Ungkap Nacep.

Ada hal yang lebih baik dari rangking, sambungnya, yaitu pendidikan karakter yaitu dengan memberi penghargaan dan apresiasi karakter siswa. Misalnya, di panggil satu-satu, siswa a paling jago matematikanya, siswa B jago baca puisinya, siswa C juara menyanyinya dan atau paling baik menggambar dan kreativitas lainnya. Sehingga, tidak ada istilah anak pintar dan anak tidak pintar, karena semuanya memiliki potensi, kompetensi dan kelebihan prestasi yang di punyai masing-masing.

"Karakter ini adakah penguat mental anak-anak. Sebab, yang terbaik adalah karakter bukan ke pintaran. Karena ini fokusnya adalah sikap, mohon pola pikir para guru di rubah soal membuat rangking-rangking, tapi kembangkan karakter anak, lihat potensinya itu yang asah, " Pesannya. (Rd)
Baca Juga:
Posting Komentar
Tutup Iklan