Bentuk ungkapan syukur di tandai dengan beragam cara paska panen melimpah dan hendak di mulainya masa tanam. Adalah tradisi babaritan dengan ratusan tumpeng dan nasi huduk, di suguhkan masyarakat Dusun Kebon II Wajim RT 02/02 Desa Tegalsari Kecamatan Cilamaya Wetan yang masih terus lestari di pertahankan.
Foto : Kegiatan Babaritan di Komplek Makam Ki Buyut Daham Desa Tegalsari Kecamatan Cilamaya Wetan Berlangsung Khidmat


Bertempat di Komplek makam pasarean Ki Buyut Daham atau Eyang Sinduk yang merupakan sesepuh pakuwuan Cilamaya, kegiatan babaritan di sambut antusias masyarakat sekitar dengan khidmat lewat doa-doa, hiburan wayang kulit maupun turnamen voly yang di hadiri langsung Anggota DPRD Dapil IV Fraksi PDI Perjuangan H Cita. 
Foto : Kegiatan Babaritan di Komplek Makam Ki Buyut Daham Desa Tegalsari Kecamatan Cilamaya Wetan Berlangsung Khidmat

"Jangan lupakan sejarah, itu adalah pesan spektakuler ajaran bung Karno. Maka, babaritan ini bukan saja sebagai ungkapan syukur paska panen, tapi merupakan tradisi untuk sedikit menyimak gambaran para pendahulu yang sudah menorehkan sejarah dan budayanya untuk masyarakat secara turun temurun sampai saat ini, " Kata H Cita Rabu (16/11/2022).

Menggelar baharitan, sebutnya bukanlah perkara murah, karena tradisi yang mengharuskan adanya lakon dengan mendatangkan wayang kulit sebagai hiburan rakyat, harus memberi edukasi kepada masyarakat bukan saja sejarah, syukuran keagamaan, tetapi juga kesenian dan kebudayaan yang harus tetap lestari. Karenanya, sebut Cita, dirinya sangat mengapresiasi masih adanya kepedulian masyarakat maupun pemerintah desa dalam penyelenggaraan babaritan yang di harapkan tidak sampai punah dari generasi ke generasi. 

Foto : Kegiatan Babaritan di Komplek Makam Ki Buyut Daham Desa Tegalsari Kecamatan Cilamaya Wetan Berlangsung Khidmat

"Kegiatan semacam ini seharusnya bisa di gelar di setiap desa sebagai wujud pelestarian budaya, kesenian dan warisan leluhur, " Ujarnya.

Sementara itu, Panitia Pelaksana Babaritan Ki Buyut Daham, Anip mengatakan, panitia siapkan anggaran lebih dari Rp50 jutaan untuk suksesi kegiatan ini. Selain mendatangkan Dalang Wayang Kulit H Rusdi dari Celeng Indramayu, kegiatan ini juga di padukan dengan turnamen dan tasyakuran berjamaan di komplek makam, dimana ada sekitar 300 tumpeng lengkap dengan lauknya di jajakan masyarakat sebagai simbol keberkahan dan sedekah atas hasil bumi yang melimpah.

"Mereka datang bukan dari Tegalsari saja, tetapi juga dari luar desa antusias mengikuti babaritan ini, " Ujarnya.

Ditempat yang sama, Sesepuh Tegalsari yang juga Lurah Hormat, Nana Suryana mengatakan, pasarean di Buyut Daham ini merupakan makam keramat kasepuhan yang sering di ziarahi setiap malam Jumat kliwon dari berbagai pelosok Karawang maupun luar. Beliau, adalah Pakuwuan Cilamaya yang dulunya sampai perbatasan Ciparagejaya yang akrab di sebut Mangku Rasa. Eyang Sinduk ini, sambungnya merupakan turunan dari Sumber Cirebon. Ia ingatkan, agar babaritan ini menjadi momen mengingat kembali riwayatnya, disamping juga kegiatan hajat bumi.

"Leluhur selalu ingatkan akan pelestarian alam agar terus di jaga. Sebab, alam ini merupakan pinjaman, dan semua bertanggungjawab pada pelestariannya seperti pada bumi, air maupun udaram. Di jaga dalam arti, silahkan tanami pohon, tidak sembarang buang sampah, kurangi pestisida dan hal lain yang berpotensi merusak bumi harus di hindari demi masa depan anak cucu kita, " Pungkasnya. 

Hadir dalam kesempatan tersebut, Kades Tegalsari, Awang Wibisono dan sejumlah Apartur Desa maupun BPD. (Rd)