Raysa anak usia 5 bulan asal Desa Sindangsari, Kecamatan Kutawaluya, Kabupaten Karawang menderita stunting. Anehnya, kondisi Raysa terkesan luput dari perhatian pemda setempat.
Foto : Rasya, Balita Stunting Asal Kutawaluya yang terbaring Lemas dan Luput dari Perhatian Pemkab


Padahal, beberapa waktu lalu Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang menerima penghargaan dari Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Penghargaan ini diberikan atas keseriusan Pemkab Karawang dalam program penurunan stunting.

Raysa dinyatakan menderita Stunting karena kondisi pertumbuhan badannya tidak meningkat sejak dilahirkan sampai kini mencapai usia yang ke 5 bulan.

"Pertama dilahirkan berat badan Raysa, mencapai 3,5 Kilo Gram, namun sampai kini mencapai usia 5 bulan, berat badannya hanya meningkat 0,2 kilo gram saja," tutur Kokom, ibu Raysa, saat ditemui di rumahnya yang hanya berdindingkan bambu dan kondisinya sudah sangat menghawatirkan.

Rasya yang merupakan anak dari pasangan suami istri bernama Dasum dan Kokom, nampaknya terlihat pasrah, karena tidak mendapatkan pengobatan yang maksimal, akibat kondisi ekonomi yang sangat memprihatinkan.

"Jangankan untuk berobat anak saya, untuk makan saja saya susah pak, karena suami saya cuma kerja serabutan kuli di sawah, itu juga berobat Raysa hanya ke bidan desa saja, yang kebetulan selalu datang menjenguk dan memantau perkembangan anak saya ini," terang Kokom.

Sementara itu, Penghargaan diberikan oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil dan diterima oleh Wakil Bupati Karawang, Aep Syaepuloh yang juga sebagai Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Karawang.

Pada kesempatan tersebut, Wabup Aep mengatakan, penghargaan ini merupakan buah dari hasil kerja keras semua pihak terhadap penurunan stunting di Kabupaten Karawang.

"Saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu mensukseskan program penurunan stunting di Kabupaten Karawang," ujarnya.

Kepala DPPKB Karawang, Sofiah menambahkan, keberhasilan penurunan stunting di Karawang tak lepas dari peran serta Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang jumlahnya 5.637 orang.

Mereka, kata Sofiah, bertugas melakukan monitoring, pendampingan, dan edukasi kepada anak stunting di Karawang. Hasilnya, berdasarkan data EPPGM dan SSGI tahun 2022 jumlah anak stunting di Karawang mengalami penurunan yang signifikan.

"Tahun 2023 ini sasarannya turun, hal ini karena angka stunting di Karawang juga mengalami penurunan signifikan," ujarnya. (Rd)