Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengimbau para pemudik untuk mengambil cuti lebih cepat agar bisa melakukan perjalanan mudik lebih awal. Pasalnya, Kemenhub memprediksi puncak arus mudik akan terjadi di 19-21 April 2023 dan puncak arus balik terjadi pada 24-25 April dan 30 April-1 Mei 2023.

Kemenhub Imbau Mudik Lebih Awal dan Hindari Kembali di Puncak Arus Balik

Oleh karenanya, pemudik diimbau untuk menghindari tanggal-tanggal tersebut agar tidak terjebak macet dan dapat melakukan perjalanan mudik dengan lebih cepat.

Tenaga Ahli Menteri Perhubungan Bidang Komunikasi Media Massa Thontowi Djauhari mengatakan, untuk memudahkan masyarakat mengambil cuti lebih cepat, pemerintah telah memajukan dan menambahkan hari cuti bersama dari sebelumnya 21-26 April 2023 menjadi 19-25 April 2023.

"Dengan adanya kebijakan cuti bersama, kita selalu mendorong masyarakat melakukan mudik lebih cepat," ujar Thontowi dalam seminar  Genposting: "Mudik Aman Berkesan" dari Semarang, Jawa Tengah, pada Senin kemarin,(10/4/2023).

Dengan masyarakat melakukan perjalanan mudik lebih cepat, maka diperkirakan pada Sabtu dan Minggu 15-16 April pemudik sudah mulai melakukan perjalanan mudik. Masyarakat hanya perlu mengambil cuti pada 17-18 April dan 19-25 April tidak perlu cuti karena ada cuti bersama.
"Mereka cukup ngambil 2 cuti saja bisa dapat panjang sekali kan sampai tanggal 25 (April)," kata dia.

Lalu masyarakat dapat melakukan perjalanan pulang sebelum 24-25 April karena tanggal ini diprediksi menjadi puncak arus balik. Atau jika masyarakat ingin meneruskan cutinya bisa pulang setelah atau sebelum 29 April-1 Mei.


"Kalau biasanya pulangnya tanggal 29 terlalu panjang sehingga kita prediksi setelah Lebaran mereka memang sudah siap-siap mau pulang," ucapnya.

Thontowi mengungkapkan, imbauan mengambil cuti lebih cepat ini agar volume lalu lintas tidak terfokus pada puncak arus mudik dan balik. Sebab, Kemenhub memprediksi jumlah pemudik tahun ini mencapai 123,8 juta orang atau meningkat 44,79 persen dibandingkan periode mudik 2022. Dari total pemudik itu, sebanyak 75 persennya melakukan perjalanan melalui moda transportasi darat seperti mobil sewa, mobil travel, bus, dan motor atau mobil pribadi.

"Kalau untuk (moda) yang lain selain angkanya relatif lebih kecil, mereka juga keberangkatan itu terintegrasi dari pelabuhan, bandara, terminal, jadi relatif lebih bisa dikendalikan. Beda dengan yang berangkat dengan kendaraan pribadi. Kita tidak tahu kapan mereka mau berangkat, lewat jalan yang mana, sehingga perlu memang kita melakukan penanganan khusus," jelasnya.

Untuk itu Kemenhub akan berkoordinasi dengan Korlantas, Kementerian PUPR, dan pemangku kepentingan lain untuk memastikan perjalanan mudik masyarakat berjalan dengan lancar dan aman.

Selain meminta melakukan mudik lebih awal, Kemenhub juga mendorong agar perusahaan dapat menunaikan pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) lebih awal, tidak mendekati puncak hari mudik. "Pemerintah mendorong supaya mudik lebih awal, tapi kalau pekerja belum diberi THRnya ya mereka tidak akan berangkat mudik. Oleh karenanya Pemerintah meminta pemberian THR lebih awal untuk mengurangi kepadatan," ucap Thontowi.

Lebih lanjut dirinya juga mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan mudik Lebaran 2023 dengan menggunakan sepeda motor. Pasalnya,
angka kecelakaan pemudik sepeda motor sangat tinggi kala memasuki musim mudik.

Selain itu, Thontowi menyebut, terdapat dari sekian banyak titik mudik Lebaran 2023 yang ada, terdapat tiga titik mudik yang sangat krusial yang menjadi perhatian pemerintah. Pertama adalah dari Jakarta menuju Semarang. Kedua adalah angkutan dari Merak menuju Bakauheni, Dan ketiga penerbangan di Bandara Soekarno - Hatta.(if)